Salin Artikel

Napi Kendalikan Penyelundupan 1,4 Ton Ganja Dalam Tumpukan Limbah Ikan Asin

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Reserse Narkoba Kombes Suwondo Nainggolan mengatakan, penyelundupan 1.434 ton ganja dalam tumpukan limbah ikan asin dikendalikan oleh narapidana kasus narkoba.

Sebelumnya, pihaknya menggagalkan upaya penyelundupan 1,4 ton ganja asal Aceh yang akan didistribusikan ke kawasan Jakarta dan Bogor, Jawa Barat, tersebut.

"Ada dua napi yang mengendalikan. Satu napi dari LP Gintung Cirebon dan satu lagi dari LP Lampung," ujar Suwondo, di Mapolda Metro Jaya, Senin (30/7/2018).

Ia mengakui, kasus ini menambah daftar panjang pengendalian peredaran narkotika oleh para napi.

"Kami terus berkoordinasi dengan Ditjen PAS (Direktorat Jenderal Permasyarakatan) untuk mengungkap dan mencegah seorang napi terhubung dengan dunia luar dan terlibat dalam pengendalian peredaran narkoba," kata dia.

Wakapolda Metro Jaya Brigjen Purwadi Arianto mengatakan, atas kendali kedua napi tersebut, ganja dengan berat lebih dari 1,4 ton tersebut diselundupkan di dalam truk bermuatan limbah ikan asin.

"Jadi, paket-paket ganja itu dikemas kemudian dimasukkan di dasar truk fuso dan ditumpuk dengan limbah ikan asin yang berbau busuk," ujar Purwadi.

Purwadi mengatakan, bau busuk dari limbah ikan asin sengaja digunakan untuk menyamarkan bau ganja sehingga dapat mengelabuhi petugas dan mengganggu kepekaan penciuman anjing pelacak.

Diketahui, dua pekan lalu, polisi mengungkap kasus peredaran narkotika asal Perancis yang dikendalikan oleh napi LP Cipinang berinisaial AS.

Saat itu Suwondo mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk menggali cara AS dan napi lain mengendalikan peredaran narkoba.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/30/20353531/napi-kendalikan-penyelundupan-14-ton-ganja-dalam-tumpukan-limbah-ikan

Terkini Lainnya

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke