"Sangat banyak yang bilang saya murtad, saya kafir, saya harus dibakar dan sebagainya. Nyatanya setelah saya masuk (nyaleg) PDI-P saja," ujar Kapitra di kediamannya, Senin (6/8/2018).
Kapitra mengatakan sebagian besar identitas para pelaku teror telah diketahui. Sebagian dari peneror telah meminta maaf bahkan menangis di hadapan Kapitra atas tindakan yang mereka lakukan.
Kapitra mengatakan, selain dari pesan singkat, ada juga orang-orang tidak dikenal menanyakan soal identitasnya kepada warga sekitar.
Namun, Kapitra mengatakan hal tersebut tidak akan membuat dia ataupun keluarganya takut untuk beraktivitas khususnya melanjutkan sebagai caleg DPR RI dari partai berlambang moncong putih itu.
"Ada yang mengamati saya, ada yang nanya-nanya saya di masjid, tapi sama orang, 'itu Pak Kapitra ya'. Orang bertato semua terus pergi. Pokoknya dalam beberapa minggu ini sering," ujar Kapitra.
"Enggak ada itu (enggak takut), semua kehidupan harus dilewati. Keluarga enggak ada masalah, ini kan hiburan saja, enggak ada trauma," lanjut Kapitra.
Pada Senin malam, rumah Kapitra dilempar bom molotov oleh empat orang tidak dikenal. Tidak ada korban jiwa maupun luka atas kejadian itu. Polisi telah melakukan oleh TKP dan melakukan identifikasi terhadap keempat pelaku yang menggunakan sepeda motor.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/07/09162111/sebelum-pelemparan-bom-molotov-kapitra-mengaku-sering-diteror-melalui