Pada Senin (6/8/2018), para siswa menggelar aksi demonstrasi. Menurut para siswa, ketidaktransparanan ini mengakibatkan sebagian besar kegiatan ekskul "mati suri" selama 6 bulan terakhir.
"Awalnya kepsek enggak transparan sama dana. Bilangnya dana selalu ada, tetapi enggak pernah keluar. Kalau keluar pun enggak wajar, misalnya kemarin minta sejuta lebih, hanya turun Rp 100.000 padahal sudah di-acc," ujar siswa yang tak mau disebutkan namanya tersebut kepada Kompas.com, Selasa (7/8/2018).
Aksi demonstrasi siswa ini viral di media sosial. Siswa juga memprotes dihilangkannya sejumlah ekstrakurikuler,
"Ada ekskul yang dihilangin juga, Jepang klub, jurnalistik, teater. Ekskul ini sudah pasif, enggak ada kegiatan sama sekali. Yang aktif paling cuma ekskul olahraga, itu pun enggak pernah kegiatan di luar karena keterbatasan dana, fasilitas juga enggak ada," kata siswa itu.
Ia mengaku prihatin akan kondisi sekolah saat ini.
"Pokoknya kalau saya ngerasain kepala sekolah lain, ada 2 kepala sekolah, itu transparansi anggaran selalu dibuka ada dana ekskul sekian. Ini mau dikemanain, kita butuh apa-apa ada, misalnya ekskul basket Rp 10 juta, ini Rp 10 juta semuanya jelas. Kalau ini enggak," kata Devi.
Alumnus lainnya, Asep Supriatna, mengatakan bahwa berdasarkan keluhan siswa, saat ini semua kegiatan tidak lagi didukung oleh pihak sekolah. Hal ini sangat berbeda dengan yang dialaminya beberapa tahun lalu.
"Ada kasus siswa dituntut berprestasi menang lomba terus sudah menang dijanjiin dikasih hadiah sampai dia menang dan reward pun enggak ada. Setiap ada kegiatan siswa dituntut berprestasi tapi di-support secara dana saja enggak," ujarnya.
Bahkan, kata dia, saat ini, untuk kegiatan ekskul yang masih ada, menggunakan dana pribadi siswa dan dana dari guru pembina ekskul yang simpati.
Hingga saat ini, Kepala Sekolah SMK Negeri 22 belum dapat ditemui oleh Kompas.com untuk dimintai keterangan dan penjelasan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/07/20563911/soal-dana-ekstrakurikuler-siswa-dan-alumni-smkn-22-demo-pihak-sekolah