Sejumlah warga yang ditemui Kompas.com pada Selasa (7/8/2018) mengatakan, bocah-bocah itu kerap membawa bambu dan lempar-lemparan batu ketika berkelahi.
Bocah yang berkelahi di sana biasanya belasan orang.
"Anak kecil tawuran, bawa-bawa bambu itu sering, mending tiap bulan, ini bisa seminggu sekali. Biasanya abis ashar mulai, saya sampai sudah capek buat bilangin," kata Sukma, pedagang di dekat Waduk Cincin.
Sukma mengatakan, perkelahian itu selalu terulang meski warga sekitar telah berkali-kali mengingatkan para bocah.
Madharul, satpam di sekitar Waduk Cincin, juga punya pengalaman serupa dengan Sukma. Ia menyebut, perkelahian kecil itu disebabkan oleh ledek-ledekan antar bocah.
"Biasalah anak kecil gerombolan, masalah ceng-cengan saja. Paling tawuran timpa-timpaan saja, habis itu sudah. Kalau ada yang usir juga langsung pada bubar, namanya juga anak kecil," kata dia,
Madharul menyebut, perkelahian anak-anak itu sudah tidak sesering dahulu. Ia mengatakan, pada 2017 anak-anak itu bisa berkelahi hampir setiap hari.
Namun, kata dia, intensitasnya berkurang sejak beberapa bulan terakhir.
Meskipun begitu, ia tetap merasa resah karena khawatir aksi anak-anak itu merusak mobil yang diparkir di sana. Sebab, mereka sering melempar-lempar batu dan memukulkan batang kayu.
"Saya sih sudah terbiasa di sini mah, tetapi kan kita di sini yang jaga takut kena mobil atau apa. Ya namanya anak bocah kalau kena mobil diminta tanggung-jawab kan susah," kata dia.
Sementara itu, Nanang, warga lain, menyebut anak-anak yang terlibat dalam perkelahian sebenarnya saling kenal. Mereka, kata Nanang, berkelahi karena hal-hal sepele.
"Mereka sih anak-anak sini yang sama-sama teman. Nanti pas sudahan juga nongkrong bareng. Masalah anak kecil lah, masalah ledek-ledekan saja," kata dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/07/21040591/cerita-warga-soal-bocah-yang-sering-berkelahi-di-sekitar-waduk-cincin