Salin Artikel

Kepala SMK PGRI 23 Sebut Kasus Penganiayaan di Sekolahnya sebagai Musibah

Kepala SMK PGRI 23 Jakarta Mansur membantah pihaknya kecolongan sehingga penganiayaan itu terjadi. Menurut Mansur, penganiayaan itu adalah musibah.

"Kalau bilang kecolongan, Mbak, itu namanya musibah. Kita sudah berusaha semaksimal mungkin kok. Kan itu lagi acara untuk persiapan 17-an, memperingati HUT RI, lomba-lomba," kata Mansur saat dihubungi Kompas.com, Jumat (24/8/2018).

Menurut Mansur, pihaknya sudah berupaya sebaik mungkin mencegah terjadinya kekerasan dan perundungan (bullying) di lingkungan sekolah. Ia menyebutkan, pihak sekolah sudah bekerja sama dengan aparat polisi dan TNI untuk mencegah hal-hal semacam itu terjadi.

"Sebelum itu (penganiayaan terjadi) juga kami sudah antisipasi. Kami sudah lama kerja sama dengan Polsek Jagakarsa, koramil, danintel, bahkan kemarin kami kegiatan aja sudah standby dari koramil. Kemudian dua minggu sekali kami ada pembinaan dari Polsek Jagakarsa," kata Mansur.

Dari pantauan Kompas.com, sebuah spanduk "Stop Bullying" dipasang di dinding SMK PGRI 23 Jakarta. Namun, spanduk itu rupanya tak membuat kasus penganiayaan yang diduga dilakukan T terhadap RRW terhindarkan.

T telah ditangkap polisi. Dia sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolres Metro Jakarta Selatan, sejak Kamis kemarin.

T juga sudah dikeluarkan dari sekolah sejak 21 Agustus ini. Kartu Jakarta Pintar (KJP) miliknya juga dicabut.

RRW diduga telah ditendang dan diinjak oleh tiga orang kakak kelasnya, yakni T, A, dan K. Penganiayaan itu berlangsung di salah satu ruang kelas di SMK itu.

Akibat penganiayaan itu, RRW mesti menjalani operasi karena limpanya pecah.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/24/19413981/kepala-smk-pgri-23-sebut-kasus-penganiayaan-di-sekolahnya-sebagai-musibah

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Yenny Wahid Selipkan Pesan Pilih Ganjar-Mahfud Saat Hadiri Hadiri Istigasah di Depok

Yenny Wahid Selipkan Pesan Pilih Ganjar-Mahfud Saat Hadiri Hadiri Istigasah di Depok

Megapolitan
Tahanan yang Kabur dari Lapas Kelas II A Tangerang Baru Dititipkan Kurang dari Sebulan

Tahanan yang Kabur dari Lapas Kelas II A Tangerang Baru Dititipkan Kurang dari Sebulan

Megapolitan
Kasus Ayah Diduga Bunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Naik ke Penyidikan

Kasus Ayah Diduga Bunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Naik ke Penyidikan

Megapolitan
Masih Uji Coba, Bus Transjakarta Rute Bandara Soekarno Hatta Tetap Gratis sampai 2024

Masih Uji Coba, Bus Transjakarta Rute Bandara Soekarno Hatta Tetap Gratis sampai 2024

Megapolitan
Tolak RUU DKJ soal Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Ketua DPP PKS: Mengebiri Hak Demokrasi Warga Jakarta

Tolak RUU DKJ soal Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Ketua DPP PKS: Mengebiri Hak Demokrasi Warga Jakarta

Megapolitan
Sosiolog: Faktor Ekonomi Diduga Jadi Pemicu Pembunuhan 4 Bocah di Jagakarsa

Sosiolog: Faktor Ekonomi Diduga Jadi Pemicu Pembunuhan 4 Bocah di Jagakarsa

Megapolitan
Berharap Bantuan Perbaiki Rumah Warisan Suami yang Ambruk, Nur: Saya Masih Ingin di Sini...

Berharap Bantuan Perbaiki Rumah Warisan Suami yang Ambruk, Nur: Saya Masih Ingin di Sini...

Megapolitan
Heru Budi Bakal Beri Kemudahan Akses Fasilitas Ramah Disabilitas

Heru Budi Bakal Beri Kemudahan Akses Fasilitas Ramah Disabilitas

Megapolitan
Seorang Tahanan Titipan Kabur dari Lapas Kelas II A Tangerang

Seorang Tahanan Titipan Kabur dari Lapas Kelas II A Tangerang

Megapolitan
TPS Rawan Banjir Paling Banyak Berada di Jakarta Timur dan Utara

TPS Rawan Banjir Paling Banyak Berada di Jakarta Timur dan Utara

Megapolitan
Isak Tangis Keluarga di Pemakaman Siswa SD yang Kakinya Diamputasi karena Kanker Tulang

Isak Tangis Keluarga di Pemakaman Siswa SD yang Kakinya Diamputasi karena Kanker Tulang

Megapolitan
Ketua RT Sebut 4 Anak yang Ditemukan Tewas di Jagakarsa Sudah Tak Terlihat sejak Minggu

Ketua RT Sebut 4 Anak yang Ditemukan Tewas di Jagakarsa Sudah Tak Terlihat sejak Minggu

Megapolitan
Harga Cabai di Pasar Tomang Barat Melambung, Pembeli Kurangi Belanjaan

Harga Cabai di Pasar Tomang Barat Melambung, Pembeli Kurangi Belanjaan

Megapolitan
'Sudah Cari Kerja Susah, Biaya Hidup Tinggi, Masak Pilih Gubernur Juga Enggak Bisa?'

"Sudah Cari Kerja Susah, Biaya Hidup Tinggi, Masak Pilih Gubernur Juga Enggak Bisa?"

Megapolitan
Stiker Caleg Ditempel di Bangku Bus, Heru Budi Minta Transjakarta Koordinasi dengan Bawaslu

Stiker Caleg Ditempel di Bangku Bus, Heru Budi Minta Transjakarta Koordinasi dengan Bawaslu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke