Berita terpopuler lainnya tentang bentrokan antara ormas FBR dengan Pemuda Pancasila di Jakarta Selatan, penjelasan pihak BPJS soal keterlambatan pembayaran tagihan sejumlah rumah sakit umum daerah di Jakarta, dan tanggapan pihak Grab Indonesia terkait unjuk rasa para sopir.
1. Kisah Bocah Tewas Tertimpa Konblok, Masih Hidup tetapi Ditutupi Kardus
Mata Mujiati berkaca-kaca saat menceritakan kembali kejadian yang merenggut nyawa anaknya, AW (8). AW meninggal setelah tertimpa konblok yang jatuh dari lantai atas Rusun Tahap 3 Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu lalu.
Mujiati mengatakan, Sabtu siang, dia meninggalkan AW di rumah. Sehari-sehari Mujiati bekerja sebagai penjual kopi keliling menggunakan sebuah sepeda.
Saat itu, AW ditinggalkan dalam keadaan sehat. Tak ada firasat buruk yang dirasakannya saat meninggalka anak keduanya itu.
Pukul 12.00 WIB, Mujiati diminta pulang oleh tetangganya karena anaknya mengalami kecelakaan. Dengan sepedanya, Mujiati mengayuh pedal sepeda sekencang-kencangnya hingga sampai ke rumah.
Saat tiba di rumah, Mujiati tidak melihat sosok AW. Tetangganya meminta Mujiati untuk pergi ke rusun. Rusun dan rumah Mujiati hanya berjarak 400 meter.
Saat tiba, Mujiati melihat seorang bocah tergeletak di jalan dan ditutupi kardus. Mujiati terkejut saat membuka kardus itu melihat AW yang sudah tak sadarkan diri.
Mujiati mengatakan, melihat AW masih bernapas. Namun, dia heran mengapa warga yang menonton tidak membawa AW ke rumah sakit. Beberapa menit kemudian, suaminya datang dan membopong AW ke rumah sakit yang berjarak beberapa ratus meter dari lokasi.
Petugas medis yang memeriksa AW menyatakan bahwa bocah yang baru duduk di bangku kelas 2 SD itu telah meninggal dunia.
Dari mana datangnya konblok itu? Kisah selengkapnya silakan baca di:
2. Anggota Ormas Terlibat Bentrok di Jakarta Selatan
Bentrokan antara dua ormas terjadi di wilayah di Jakarta Selatan, Selasa. Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar menyebut, dua ormas yang terlibat yakni Pemuda Pancasila (PP) dan Forum Betawi Rembug ( FBR).
"Sekarang kami sedang fokus penanganan ribut PP dengan FBR di (depan) Gandaria City," kata Indra, ketika dikonfirmasi, Selasa malam.
Beredar pula kabar tawuran terjadi di Cipulir dan Petukangan Selatan, Pesanggrahan.
Kapolsek Pesanggrahan Kompol Maulana Jali Karepesina mengatakan, saat ini pihaknya menjaga di perbatasan Pesanggrahan dengan Ciledug, Tangerang.
Silakan baca lanjutan beritanya di:
3. Mengapa BPJS Terlambat Bayar Tagihan Sejumlah RSUD di Jakarta?
Kepala Humas BPJS kesehatan M Iqbal Anas Ma'ruf mengakui adanya keterlambatan pembayaran tagihan biaya kesehatan di sejumlah RSUD di Jakarta.
"Ya kami mengakui kalau memang ada keterlambatan pembayaran tagihan. Kan pembayaran berdasarkan jatuh tempo ya. Kami membayar yang temponya yang jatuh dulu urutannya," ujar Iqbal ketika dibubungi Kompas.com, Selasa.
Tak hanya itu, menurut dia, keterlambatan juga terjadi karena proses pembayaran tagihan biaya kesehatan tersebut dilakukan secara terpusat.
"Jadi dropping (pembayaran tagihan) dari pusat karena kami memang supaya sistemnya lebih efisien. Karena sistemnya satu pintu itu kan teman-teman dropping-nya tergantung pada kantor pusat," kata dia.
Iqbal mengatakan, pihaknya telah berupaya agar pembayaran tagihan itu tak mengalami keterlambatan. Sebab, keterlambatan pembayaran tagihan juga dapat membuat BPJS harus membayar biaya denda.
4. Tanggapan Grab atas Unjuk Rasa Pengemudi
Manajemen Grab menghargai setiap aspirasi dan masukan dari mitra pengemudi selama masukan itu disampaikan secara damai dan masih dalam koridor hukum.
"Meskipun aksi mereka tidak memiliki izin dari Polda Metro Jaya. Pada hari yang sama, perwakilan Grab Indonesia telah menemui para pengunjuk rasa untuk mendengar tuntutan mereka," kata Manajer Humas Grab Dewi Nuraini dalam keterangan tertulisnya, Senin.
Pengemudi transportasi online yang tergabung dalam komunitas Gerakan Hantam Aplikasi Nakal (Gerhana) menggelar aksi demonstrasi di kantor perusahaan aplikasi Grab, Gedung Lippo Kuningan, Jakarta Selatan, Senin.
Grab, kata Dewi, memastikan bahwa aspirasi para mitranya didengar dan kebijakan perusahaan dimengerti dengan baik oleh seluruh mitra pengemudi.
Selain itu, Dewi menyampaikan bahwa aksi unjuk rasa kemarin tidak mewakili keseluruhan komunitas pengemudi Grab.
Ia menyebut banyak peserta aksi yang terindikasi melakukan kecurangan yang merugikan penumpang dan mitra pengemudi lainnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/09/12/06252291/berita-terpopuler-megapolitan-bocah-tewas-tertimpa-konblok-hingga-ormas