Salin Artikel

Sandiaga: Awalnya OK OCE Dibuli, Dicemooh, tapi...

JAKARTA, KOMPAS.com — Bakal calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno mengisahkan tentang program OK OCE yang dibuli dan dicemooh.

Ia menyampaikan hal itu di hadapan 1.600 mahasiswa baru saat mengisi kuliah perdana bertajuk "entrepreneurship 4.0" di Universitas Darma Persada, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (14/9/2018).

"Awalnya OK OCE dibuli. Mulanya dicemooh, pasti mengalami begitu banyak kegagalan. Pasti mengalami begitu banyak tantangan. Tapi, hari ini saya dapat kabar bahwa OK OCE sudah menerima pendaftaran oleh 51.661 orang," kata Sandiaga.

Ia mengatakan, keadaan tersebut sama seperti yang pernah dialaminya pada tahun 1998.

Saat itu, ia  terkena PHK oleh tempat kerja yang menaunginya. Sandiaga beserta ketiga temannya lalu memutuskan untuk membangun usaha.

Namun, mereka dicemooh saat memulai usaha tersebut.

"Awalnya dicemooh sama kayak usaha saya, saya terkena PHK tahun 1998. Banyak yang berpendapat mulai usaha saat krisis tidak akan sukses," kata dia.

Sandiaga menuturkan, ia kini mampu membuktikan bahwa usaha tersebut menjadi sukses dan membuka banyak lapangan kerja.

"Alhamdulillah usaha yang saya bangun bersama tiga sahabat saya, kita bertiga sudah buka 30.000 lapangan kerja di seluruh Indonesia," ujar dia.

Ia mengajak para mahasiswa tak ragu menjadi wirausahawan muda dan membuka lapangan kerja.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/09/14/12393571/sandiaga-awalnya-ok-oce-dibuli-dicemooh-tapi

Terkini Lainnya

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke