Salin Artikel

Menunggu Kembalinya Pasar Blok A di Jakarta Selalatan

Seorang pedagang sayur bernama Yani bercerita, sejak pindah ke TPS tiga tahun lalu, ia tak pernah mengambil banyak barang.

"Saya saja dari pagi cabai rawit sekilo belum ada yang beli satu pun," kata Yani, kepada Kompas.com, Senin (1/10/2018) kemarin.

Ia mengatakan, dirinya tetap bertahan lantaran punya pembeli yang berlangganan dan membeli dalam jumlah besar. Namun, untuk pembeli eceran, sangat jarang ditemui.

"Kalau di Pasar Blok A kan warga menengah ke bawah, jadi banyak yang belanja ke pasar. Kalau di Sambas, ya orang-orang kaya kelas atas semua, enggak ada yang belanja," ujar Yani.

Hal yang sama disampaikan Sigit, yang juga berjualan bahan pangan. Sigit menghitung, sejak pindah ke TPS, omzetnya turun drastis.

"Omzet turun 50 persen adalah, enggak sampai Rp 100.000, sering nombok malah," kata Sigit.

Sigit juga mengaku tak nyaman berjualan di TPS. Lokasinya yang tak sebagus bangunan lama. Ia menyakini hal itu membuat warga malas berbelanja ke tempat itu.

Anto, pedagang kelapa mengemukakan, sudah sering ia menanyakan kapan Pasar Blok A dibangun kembali.

Tahun lalu, tepatnya 21 Juni 2017, sudah dilakukan groundbreaking pembangunan pasar yang terintegrasi dengan hotel dan stasiun mass rapid transit (MRT).

"Tanggal 28 Oktober 2018 ini genap tiga tahun kami pindah, sampai sekarang enggak ada pembangunan apa-apa tuh," kata Anto.

Anto kemudian menunjukkan lantai dua TPS yang sebagian besar kosong. Tak lebih dari 10 kios penjahit dan perabotan yang bertahan.

"Teman-teman sudah banyak yang gulung tikar karena rugi jualan di sini," kata Anto.

Kendati pedagang hanya membayar Rp 35.000 untuk menyewa kios di TPS dan jauh lebih murah dari biaya sewa Rp 150.000 di gedung lama, Anto tetap berharap gedung baru segera dibangun.

"Kasihan pedagang ini terkatung-katung," kata dia.

Mangkrak

Dari pengamatan Kompas.com di lokasi pada Senin siang, tak terlihat tanda-tanda pembangunan di sana. Hanya ada sebuah alat berat dan dua unit truk yang tidak beroperasi.

Tidak ada tukang bangunan yang bekerja di pasar yang dirobohkan itu. Padahal, groundbreaking pembangunan pasar sudah dilakukan pada Juni 2017.

Kini, lahan bekas Pasar Blok A itu dimanfaatkan warga untuk membuang sampah.

Selain satu tiang merah tinggi yang ditutupi seng, tak terlihat ada konstruksi bangunan lain di lokasi itu.

Kendati demikian, ada sebuah bedeng di pojok lahan yang jadi tempat seseorang tidur siang.

PD Pasar Jaya

Humas PD Pasar Jaya Amanda Gita mengakui, pembangunan Pasar Blok A di bilangan Fatmawati, Jakarta Selatan, terkendala sejumlah hal. PD Pasar Jaya akan membahas kendala itu bersama pihak-pihak terkait.

"Upaya percepatannya, kami besok ketemu dengan PT MRT dan developer. Karena pembangunannya kan TOD (transit oriented development) ke depannya," kata Amanda, kepada Kompas.com.

Menurut dia, awalnya pembangunan terhambat karena menunggu PT MRT Jakarta menyelesaikan konstruksi stasiun layang. Stasiun itu kini telah rampung dan sudah dilintasi kereta MRT.

"Tanah kami di Blok A itu kepotong 1.000 meter persegi. Itu dari kami  sebelumnya sekitar 4.000 meter persegi jadi stasiun," ujar Amanda.

Selain itu, sejak dari pembongkaran pada Desember 2015, groundbreaking Juni 2017, hingga saat ini, terjadi beberapa kali perubahan desain. Perubahan desain itu kemudian mempengaruhi perizinan yang harus diurus.

"Untuk pembangunan Pasar Blok A saat ini menunggu penambahan koefisien lantai bangunan. Izin saat ini belum keluar, kami mau tertib administrasilah," ujar dia.

Rancangan awal

Stasiun MRT di Pasar Blok A sudah hampir rampung. Beberapa kali terdengar kereta MRT melintas di sana.

Pasar yang terintegrasi dengan hotel itu akan dibangun 21 lantai dan 1 semi basement dengan luas keseluruhan 27.900 meter persegi.

Untuk pasar, luas lahan yang akan digunakan adalah 18.700 meter persegi, sedangkan luas lahan yang digunakan untuk hotel adalah 9.200 meter persegi.

Lantai semi-basement sampai lantai 4 digunakan untuk pasar tradisional, lantai 5 hingga lantai 7 akan digunakan sebagai tempat parkir, lantai 8-lantai 13 akan digunakan sebagai tempat pertokoan dengan total kios 2.140 unit.

Sementara itu, lantai 14 hingga lantai 21 digunakan untuk hotel dengan 316 kamar.

Djarot saat itu meminta pembangunan pasar diselesaikan lebih dulu daripada hotel agar pedagang bisa berjualan secepatnya. Saat itu menargetkan bangunan pasar selesai pada 2018 berbarengan dengan selesainya proyek MRT.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/02/09574251/menunggu-kembalinya-pasar-blok-a-di-jakarta-selalatan

Terkini Lainnya

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke