Nasri, pemilik toko tenda dan terpal di Sunda Kelapa mengatakan, dirinya sudah mendapat pesanan 1.000 buah kantong jenazah sejak gempa terjadi Jumat lalu.
"Dari pagi sudah ada yang nawarin ke saya 1.000 unit, tetapi saya enggak menyanggupi. Gara-garanya kan mereka minta buru-buru katanya mayatnya sudah bengkak sudah mengenaskan, saya enggak sanggup," kata Nasri saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (3/10/2018).
Nasri menuturkan, angka tersebut mengagetkan karena ia biasa memproduksi 50 kantong jenazah setiap bulan.
Ia pun mesti membagikan pesanan tersebut ke pengrajin lainnya, mengingat ia hanya mempunyai lima karyawan.
"Saya kalau biasanya bikin 300 (kantong jenazah) itu dua hari belum tentu kelar, tetapi ini akhirnya karena diburu-buru saya lempar-lempar ke orang biar cepat," ujar Nasri.
Nasri mengatakan, pemesan kantong jenazah umumnya berasal dari kelompok perorangan, bukan instansi pemerintah.
Ia menyebut, satu kantong jenazah dibanderol Rp 145.000 untuk bahan polyester dan Rp 80.000 untuk bahan terpal plastik.
Sebelumnya, gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).
Gempa tersebut menyebabkan gelombang tsunami yang terjadi di Pantai Palu dengan ketinggian 0,5 sampai 1,5 meter, pantai Donggala kurang dari 50 sentimeter, dan Pantai Mamuju dengan ketinggian 6 sentimeter.
Hingga Rabu siang, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut korban tewas akibat bencana tersebut mencapai 1.234 orang.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/03/19394501/pengusaha-ini-kaget-dapat-pesanan-1000-kantong-jenazah-untuk-korban-gempa