Salin Artikel

Sejumlah Temuan Polisi soal Hoaks Pengeroyokan Ratna Sarumpaet

Kabarnya, Ratna dikeroyok di sekitar Bandara Husein Sastranegara saat berada di dalam taksi bersama rekannya dari Srilangka dan Malaysia. Kepada sejumlah orang Ratna mengaku dianiaya dan dilepar ke jalan.

Foto wajahnya yang bengkak dan lebam beredar di media sosial. Hal itu semakin mengundang perhatian.

Kabar pengeroyokan Ratna semakin ramai diperbincangkan setelah beberapa tokoh mengonfirmasi kebernaran adananya pengeroyokan itu serta mengungkapkan empati mereka terhadap Ratna melalui media.

Di tengah informasi-informasi yang menguatkan kebenaran pengeroyokan, betedar juga isu yang menyebutkan kabar itu hoaks semata.

Jajaran Polda Jawa Barat, Polda Metro Jaya, hingga Mabes Polri bergerak menyelidiki kebenaran kasus itu.

Berikut adalah fakta yang ditemukan polisi dari rentetan penyelidikan terkait kasus yang memang ternyata hanya hoaks tersebut:

1. Tak ada laporan pengeroyokan

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, polisi tak menerima laporan pengeroyokan atas nama Ratna Sarumpaet pada tanggal 21 September 2018.

Namun, polisi justru menerima empat laporan warga yang berisi desakan kepada polisi untuk melakukan penyelidikan terkait informasi itu dan meminta polisi menangkap penyebar berita pengeroyokan Ratna jika nantinya pengeroyokan itu hanya hoaks belaka.

Kadiv Humas Mabes Polri Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto menilai tak adanya laporan terkait pengeroyokan Ratna adalah sebuah kejanggalan.

"Pertama saya ingin menjelaskan bahwa kemarin saya menyatakan di depan wartawan, kalau kejadian itu tanggal 21 September, kenapa (Ratna Sarumpaet) tidak lapor? Padahal tidak harus Bu Ratna Sarumpaet yang lapor. Siapapun, bisa keluarganya, temannya," ujar Setyo di Mapolda Metro Jaya, Rabu (3/10/2018).

2. Tak ada konfrensi internasional

Dalam informasi yang beredar, Ratna disebut mengalami pengeroyokan usai menghadiri konferensi internasional di Bandung. Nico mengatakan, menurut keterangan Polda Jawa Barat tak ada konferensi internasional yang digelar di Bandung pada saat itu.

Jika benar ada acara berkelas internasional, lanjut Nico, pemberitahuan acara akan diterima pihak kepolisian setempat dan disiapkan pengamannannya.

"Kami cek di Polda Jabar enggak ada kegiatan internasional. Kalau ada maka polisi akan lakukan pengamanan. Saat itu enggak ada kegiatan pengamanan," tutur Nico.

3. Pengecekan RS di Jabar

Namun, tak ada satu rumah sakit pun yang menerima pasien atas nama Ratna Sarumpaet.

Menurut Nico, hal ini pun janggal.

4. Keterangan saksi di sekitar bandara

Polisi juga melakukan koordinasi dengan saksi-saksi di sekitar Bandara Husein Sastranegara terkait hal itu. Setelah meminta keterangan para sopir taksi, petugas Avsec bandara, porter bandara, tukang parkir, tak ada yang mengetahui kejadian pengeroyokan tersebut.

Pihak bandara juga memastikan tak ada manivest kedatangan atau keberangkatan penumpang atas nama Ratna Sarumpaet.

5. Ratna operasi plastik

Nico mengatakan, polisi justru mendapatkan bukti akurat yang menyebutkan Ratna berada di Jakarta pada tanggal 21 September 2018. Saat itu ia menyambangi sebuah rumah sakit kecantikan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

"Terkait adanya penganiayaan yang dilakukan di Bandara Husein Sastranegara kami selidiki terkait hal tersebut. Tim dapatkan info bahwa yang bersangkutan pada tanggal 21 September pukul 17.00 WIB beliau di rumah sakit Bina Estetika, Menteng. Kami sudah bertemu pihak RS dan mengecek. Ada dua keterangan yamg diberikan itu berbeda," ujar Nico kemarin.

Nico melanjutkan, kedatangan Ratna di klinik kecantikan itu tercatat dalam buku tamu pasien dan terekam kamera CCTV rumah sakit.

Ia menambahkan, Ratna berada di RS tersebut hingga tanggal 24 September 2018. Ratna meninggalkan RS pada pukul 21.00 WIB.

6. Ratna Mengaku Berbogong

Usai polisi menggelar konferensi pers terkait hasil penyelidikan kasus dugaan pengeroyokan Ratna Sarumpaet, Ratna sendiri akhirnya mengundang awak media untuk menyambangi kediamannya di kawasan Jakarta Selatan.

Saat itu ia mengakui bahwa cerita soal pengeroyokannya di Bandung tak benar adanya.

Dengan berbagai alasan Ratna memastikan tak ada peristiwa pengeroyokan yang ia alami. Semua cerita tentang hal itu diakuinya sebagai kebohongannya semata.

Ratna meminta maaf kepada publik dan pihak-pihak yang merasa dirugikan atas kejadian ini.

7. Tetap jadi atensi Polri

Meski Ratna meminta maaf, kasus itu tetap menjadi atensi kepolisian. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, saat ini pihaknya tengah fokus menyelidiki pihak-pihak yang terlibat dalam penyebaran berita bohong soal pengeroyokan aktivis Ratna Sarumpaet.

Argo mengatakan, pihaknya akan melakukan penyelidikan berdasarkan laporan-laporan yang telah diterima di Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri tentang dugaan penyebaran berita bohong tersebut.

"Kan ada laporan tentang penyebaran berita bohong. Kemudian nanti kami periksa semuanya yang berkaitan dengan laporan tersebut," kata Argo kemarin.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/04/07470651/sejumlah-temuan-polisi-soal-hoaks-pengeroyokan-ratna-sarumpaet

Terkini Lainnya

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet Buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet Buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Penganggur di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Penganggur di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke