Jesika sebelumnya diduga tewas karena dijambret.
Supriyanto mengatakan, dari keterangan Bibi Jesika, Wiwi yang berboncengan dengan keponakannya tersebut, ia tidak melihat ada kendaraan lain yang memepet kendaraan mereka.
Wiwi mengatakan, saat melaju, kendaraan yang dikendarai Jesika oleng ke kanan dan Jesika berusaha menyeimbangkannya dengan mengarahkan setir ke kiri. Namun, motor yang dikendarai menabrak trotoar.
"Wiwi ini enggak tahu apa dijambret atau tidak. Saya tanya ada yang mepet, dia bilang enggak," ujar Supriyanto saat dihubungi Kompas.com, Minggu (14/10/2018).
Polisi juga telah meminta keterangan sejumlah warga yang berada di lokasi. Namun, tidak ada satu pun yang melihat ada pelaku yang memepet motor Jesika.
Selain itu, pihaknya juga tidak menemukan kamera CCTV yang terpasang di ruas jalan tersebut.
Supriyanto mengatakan, di kawasan itu sangat jarang diterima laporan kejahatan jalanan, termasuk penjambretan. Saat kejadian, kondisi jalan dalam keadaan ramai.
Meski demikian, polisi masih mendalami kasus tersebut karena tas dan barang milik Jesika hilang saat kejadian.
"Daerah situ enggak rawan, ramai kok. Memang tas dan handphone-nya hilang, tetapi takutnya setelah kejadian ada yang pura-pura nolongin, terus diambil. Kami masih terus selidiki," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Jesika (18) tewas di Jalan Danau Sunter Selatan, Sabtu (13/10/2018) pagi.
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 08.00. Jesika jatuh ketika memboncengkan bibinya dari arah Kelapa Gading menuju Kemayoran melewati Jalan Danau Sunter Selatan, Jakarta Utara.
Jesika tewas di tempat dengan luka sobek dan memar pada bagian wajah. Jenazahnya dibawa ke RS Polri Kramat Jati.
Adapun Wiwi selamat dengan tangan kiri beserta jari-jarinya patah.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/14/10473361/polisi-belum-temukan-bukti-pengendara-di-sunter-tewas-karena-dijambret