Dua halte itu ditutup karena jembatan penyeberangan orang (JPO) yang jadi akses menuju halte tersebut direvitalisasi sejak Kamis (1/11/2018) kemarin.
"ITDP Indonesia secara tegas menolak proses pembangunan JPO dengan menutup sementara Halte Bundaran Senayan dan Polda selama dua bulan," ujar Direktur ITDP Indonesia Yoga Adiwinarto melalui keterangan tertulis, Jumat (2/11/2018).
Yoga menyampaikan, Halte Bundaran Senayan, GBK, dan Polda Metro melayani sembilan rute dari dan ke arah Kota, Blok M, Stasiun Palmerah, TU Gas, Manggarai, Pinang Ranti, Ciputat, dan Poris Plawad.
Jika Pemprov DKI hanya mengoperasikan Halte GBK, ribuan penumpang yang biasa menggunakan transjakarta dari tiga halte itu akan terganggu.
"Pergerakan penumpang dari atau ke arah tersebut yang bebannya selama ini terdistribusi ke tiga halte akan terkonsentrasi hanya di Halte GBK," kata Yoga.
Dengan adanya penutupan dua halte itu, penumpang yang biasanya menggunakan transjakarta dari Halte Bundaran Senayan dan Polda Metro harus berjalan lebih jauh ke Halte GBK. Hal ini akan memengaruhi kenyamanan para penumpang.
"Jika ada disrupsi besar seperti penutupan halte ini, penumpang dipaksa berjalan lebih jauh dan berdesak-desakan di satu halte. Besar kemungkinan penumpang malah akan beralih ke kendaraan pribadi atau angkutan daring," ucap Yoga.
Oleh karena itu, Yoga menyarankan Pemprov DKI untuk membuat pelican crossing seperti di Halte Bank Indonesia dan Halte Sarinah, alih-alih menutup kedua halte.
Tiga JPO halte transjakarta di Jalan Jenderal Sudirman direvitalisasi mulai Kamis (1/11/2018) kemarin.
Ketiga JPO itu yakni JPO Bundaran Senayan, JPO Polda Metro Jaya, dan JPO GBK.
Halte Transjakarta Bundaran Senayan dan Halte Polda Metro akan ditutup selama revitalisasi ini. Hanya Halte Transjakarta GBK yang akan tetap beroperasi seperti biasa.
Revitalisasi tiga JPO ditargetkan rampung akhir Desember 2018.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/11/02/12054381/halte-bundaran-senayan-dan-polda-metro-ditutup-penumpang-dirugikan