Saat masuk ke dalam kampung ini, warga langsung disungguhkan dengan gambar warna warni hasil kreasi para pemuda setempat.
Gambar 3D yang digambar di tembok jalan bervariasi, ada gambar hiu yang seolah-olah sedang ingin menerkam mangsanya, ada juga gambar kuda yang terlihat seperti sedang berlari.
Tampak juga gambar sepasang sayap malaikat dan gambar binatang purba dinosaurus berwarna hijau yang tampak nyata hendak menerkam mangsanya.
Ada lebih dari 20 gambar 3D yang Instagramable yang dilukis dengan kreativitas anak muda Kampung Rawacana.
Ketua RT 001 Panji mengatakan, seluruh gambar 3D tersebut dibuat oleh anak muda setempat.
Awalnya, Panji yang baru tiga bulan menjabat sebagai RT 001 itu berkeinginan membenahi gang masuk RT 001 yang kumuh dan tak terawat.
Namun, lama kelamaan ide untuk mempercantik lingkungan muncul dengan memberikan sentuhan gambar 3D di kampung tersebut.
"Tempat itu kumuh banyak sampah, pohon-pohon enggak keurus. Semenjak dilantik jadi Ketua RT, timbul pemikiran membenahi lingkungan. Saya iseng-iseng, sedikit-sedikit sama anak-anak di sini daripada nongkrong enggak karuan ya gambar-gambar sedikit," ujar Panji saat ditemui Kompas.com di Kampung Rawacana, Kamis siang.
Panji mengatakan, pengerjaan gambar telah dimulai sejak Agustus lalu dan hingga kini masih terus berproses.
Setiap hari, anak muda yang telah selesai bekerja menyempatkan diri untuk menggambar.
Sejak proses menggambar dimulai, ada lebih dari 50 kaleng cat berbagai warna yang telah habis.
Anggaran untuk penyediaan cat mencapai jutaan rupiah.
Panji mengatakan, pengadaan cat tidak dibebankan kepada masyarakat. Namun, banyak masyarakat yang berpartisipasi untuk menyumbangkan cat dan beberapa hal lain untuk mendukung aktivitas tersebut.
Untuk menggambar 3D, anak muda Kampung Rawacana diajari oleh seorang warga yang ahli menggambar. Warga tersebut sukarela mengajarkan anak muda untuk bisa berkreasi.
"Ada seseorang yang membidangi itu, orang seni. Selain dia hobi gambar, dia ngajarin anak-anak muda untuk berkreasi biar bisa. Kami ramai-ramai, bareng-bareng. Sebelumnya mereka belum ngerti 3D, masih gambar biasa. Makanya disalurkan, sedikit-sedikit mereka sudah tahu," ujar Panji.
Panji mengatakan, proses pengerjaan didukung sepenuhnya oleh masyarakat. Hal tersebut terlihat dari bantuan masyarakat berupaya sumbangan cat dan tenaga yang diberikan secara cuma-cuma.
Namun, beberapa kendala sempat ditemui. Salah satunya terkait kesadaran warga yang tidak menjaga keindahan gambar tersebut.
Di awal gambar tersebut dibuat, warga sangat antusias untuk berfoto. Namun, ada masyarakat yang menginjak gambar sehingga meninggalkan noda. Para pemuda terpaksa mengecat ulang gambar tersebut.
Saat ini, terdapat tanda untuk melepas alas kaki ketika ingin berfoto.
"Kendalanya itu ketika pakai alas kaki ya ada beberapa yang injak-injak. Jadi mau buat foto tapi kesadarannya kurang," ujar Panji.
Panji berharap dengan adanya kegiatan menggambar di lingkungan itu, pemuda setempat bisa menyalurkan bakat mereka ke tempat yang tepat. Kegiatan tersebut juga bertujuan untuk menekan angka kriminalitas.
"Daripada mereka nongkrong-nongkrong enggak jelas. Kalau dulu kan malam mingguan ke sana ke mari, sekarang sudah di sini aja," ujar Panji.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/11/15/15444851/suasana-kampung-3d-di-tangerang-hasil-karya-anak-muda-setempat