Berikut tiga fakta terbaru terkait pembangunan MRT di Jakarta yang dirangkum Kompas.com.
1. Progres pembangunan konstruksi
Pembangunan proyek MRT Jakarta sudah mencapai 97,57 persen hingga akhir November 2018. Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar mengatakan, para pekerja sedang fokus mengerjakan kontruksi fisik yang belum selesai pada sejumlah stasiun seperti interior, tangga, dan pintu masuk.
"Ada daerah-daerah yang belum selesai misalnya entrance (pintu masuk) pada beberapa stasiun. Kalau dilihat di sepanjang jalan Sudirman-Thamrin ada entrance yang sedang kami kerjakan," kata William di Stasiun Dukuh Atas, Kamis (29/11/2018).
Ada tiga stasiun yang masih dalam proses pembangunan pintu masuk. Stasiun-stasiun itu adalah Bendungan Hilir, Setiabudi, dan Istora. Proses pembangunan pintu masuk pada ketiga stasiun itu sempat tertunda karena adanya penyelenggaraan Asian Games 2018 Agustus lalu.
Namun, hal itu tidak berpengaruh pada target pembangunan yang harus dicapai.
"Di area depo, penyelesaian juga sedang berlangsung. Tapi kami sudah menyelesaikan area track dan gedung maintanance (pemeliharaan) untuk para staf. Untuk jalur network juga sedang perapian," kata Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim.
2. Jumlah rangkaian kereta
PT MRT Jakarta akan mendatangkan 16 rangkaian kereta dari Jepang. Hingga November 2018, sebanyak 12 rangkaian kereta MRT telah berada di Depo Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Pengiriman rangkaian kereta dilakukan sejak April hingga Desember 2018.
Pada 4 April 2018, dua rangkaian kereta tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Selanjutnya, empat rangkaian kereta tiba pada 18 Agustus, tiga rangkaian kereta pada 16 Oktober, dan tiga rangkaian lainnya pada 14 November.
Silvia mengatakan, empat rangkaian kereta terakhir ditargetkan tiba di pelabuhan Tanjung Priok pada awal Desember.
"Pengiriman batch lima kereta terakhir akan ada pada 1 Desember dan setelah itu akan dibawa langsung ke depo," ujar Silvia.
Satu rangkaian kereta terdiri dari enam gerbong dengan total panjang 120 meter. Saat dioperasikan, satu gerbong itu mampu mengangkut 1.950 orang dengan jarak antar rangkaian 5 menit dalam jam sibuk. Sementara, pada jam tidak sibuk, jarak antar rangkaian adalah 10 menit.
3. Pembangunan MRT Fase Dua
Setelah pengoperasian MRT fase 1 rute Lebak Bulus-Bundaran HI pada Maret 2019, PT MRT Jakarta akan mulai membangun MRT fase 2 rute Bundaran HI-Kampung Bandan yang ditargetkan rampung pada 2024.
Namun, pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta merubah rute pembangunan MRT fase 2 itu.
"Perubahan rute itu karena Pemprov DKI Jakarta memutuskan melakukan penahapan," ujar William.
Berdasarkan hasil rapat pimpinan terbatas Gubernur DKI Jakarta yang dilaksanakan pada 9 Oktober, rute MRT Jakarta fase 2 yakni koridor Bundaran HI-Kota.
Perubahan rute itu diterbitkan melalui Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1728 Tahun 2018 tentang Penetapan Lokasi untuk Pembangunan Jalur MRT Koridor Bundaran HI-Kota tanggal 21 November 2018.
Perubahan rute MRT fase 2 menyebabkan perubahan lokasi depo kereta yang awalnya akan berada di Stasiun Kampung Bandan.
William mengaku masih menunggu arahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait lokasi depo yang baru. Saat ini, Pemprov DKI masih berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan terkait penentuan lokasi depo.
"Depo belum diputuskan, tetapi kami sudah diskusikan. Sekarang tinggal menunggu keputusan pemerintah mau tetap (bangun depo) di Kampung Bandan atau Stadion BMW," kata William.
William menargetkan penetapan lokasi depo MRT fase 2 diputuskan sebelum Maret 2019. Nantinya, pihaknya akan melakukan feasibility study atau studi kelayakan sebelum memulai pembangunan depo.
"Lokasi (pembangunan) depo sepenuhnya bergantung pada Pemprov DKI. Kita harus sudah dapat lokasi depo paling lambat Maret 2019," ujar William.
"Kalau sudah diputuskan, tentu ada feasibility study. Dananya akan kami bicarakan dengan pemerintah," lanjut dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/11/30/09041331/3-fakta-terbaru-pembangunan-mrt-di-jakarta