Salin Artikel

Bencana Tanah Longsor dan Minimnya Langkah Pemprov DKI

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta menyebutkan, potensi terjadinya tanah longsor atau gerakan tanah saat curah hujan tinggi pada Desember ini terdapat di 10  kecamatan di Jakarta. Sepuluh lokasi itu tersebar di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Wilayah yang berpotensi longsor di Jakarta Selatan layaitu di Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan.

Sementara wilayah yang berpotensi longsor di Jakarta Timur yakni Kramatjati dan Pasar Rebo.

Potensi gerakan tanah di Jagakarsa dan Pasar Rebo berskala menengah-tinggi. Sementara itu, potensi gerakan tanah di delapan wilayah lainnya berskala menengah.

Longsor cukup parah sudah terjadi di Pasar Rebo. Pada 26 November lalu, longsor terjadi di permukiman warga RT 007/005, Jalan Pesona IX, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Lokasi longsor tepatnya di garasi sebuah bangunan warga. Sebuah sepeda motor di garasi tertimbun.

Rumah yang longsor itu berdiri di lahan hijau dan tidak memiliki IMB.

Longsor juga terjadi Selasa malam kemarin di Jalan H Miran, RT 012 RW 006, Cilandak Barat. Di kawasan itu, ketinggian permukaan tiap rumah berbeda. Penghuni rumah yang tanahnya longsor terpaksa dievakuasi.

Tak ada pencegahan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, relokasi warga yang menempati tanah rawan longsor sulit dilakukan.

"Itu tantangan kami sebetulnya, di tempat-tempat yang rawan longsor. Coba nanti kami lakukan pendekatan pada mereka seperti apa. Kalau mau pindah tentu kami kasih tempatnya," kata Anies di kawasan Bundaran Senayan, Jakarta Pusat, Selasa malam.

Anies hanya meminta mereka tanggap terhadap tanda-tanda bencana.

"Ya dimonitor saja. Buat warga yang berada di situ, kalau ada tanda-tanda laporkan," ujar dia.

Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan Holi Susanto juga menyampaikan hal senada. Ia menyebutkan, tak ada langkah pencegahan yang bisa dilakukan pihaknya.

Ia tak bisa menertibkan bangunan-bangunan di lokasi rawan longsor kendati bangunan itu memang tak memiliki izin.

"Harus dikoordinasikan dengan tingkat kota dahulu," kata Holi.

Selain tak bisa menertibkan, tak ada langkah lain yang bisa dilakukan pihaknya untuk menjaga warga.

"Kami mau pasang bronjong ataupun karung juga terkendala dengan rumah warga yang ada di pinggir kali," ujar dia.

Namun, Holi memastikan ketika terjadi bencana, pasukan biru akan langsung menanganinya.

"Jika longsor baru ditindaklanjuti dengan pemasangan cerucuk dan dolken," kata Holi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/12/05/08445761/bencana-tanah-longsor-dan-minimnya-langkah-pemprov-dki

Terkini Lainnya

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor Banjirnya Kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor Banjirnya Kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke