Berdasarkan informasi di laman publik.bappedadki.net, realisasi belanja langsung dan belanja tak langsung sebesar Rp 60,49 triliun dari total alokasi Rp 75 triliun pada Senin pagi di penghujung tahun 2018 ini.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, persentase itu masih akan terus naik karena jajarannya masih melakukan proses pencatatan hingga Senin siang.
"Masih (akan naik) karena pencatatan masih berjalan," ujar Anies di Jakgrosir, Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur.
Anies menargetkan, persentase akhir serapan anggaran tahun ini setidaknya sama dengan serapan anggaran tahun 2017, yakni 83,8 persen.
"Insya Allah (serapan seperti tahun 2017)," kata Anies.
Pola serapan anggaran DKI Jakarta pada tahun ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Serapan anggaran rendah sepanjang tahun ini dan baru melonjak di pengujung akhir tahun.
Beberapa waktu lalu, Anies menyebut salah satu penyebab lambannya serapan anggaran di sepanjang tahun karena banyak program yang baru dilelang pada semester dua tahun anggaran.
Padahal, lelang itu bisa diproses sejak semester satu tahun anggaran.
Oleh karena itu, Pemprov DKI akan kembali mengevaluasi kinerja pada 2019. Anies meminta seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tidak menunda lelang pekerjaan.
Eksekusi pekerjaan sejak awal tahun dan pembayaran yang tidak ditumpuk pada akhir tahun, kata Anies, merupakan cara untuk membereskan masalah penyerapan anggaran selama ini.
Dengan pola baru yang akan dikerjakan pada 2019, Anies menegaskan SKPD yang menunda-nunda pekerjaan akan mendapatkan sanksi.
Namun, dia belum merinci sanksi apa yang akan diberikan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/12/31/10434521/akhir-tahun-2018-apbd-dki-terserap-805-persen