Ia juga mengaku tidak mengetahui adanya penolakan terhadap rencana tersebut.
"Statement yang mengatakan ada warga Pesanggrahan menolak, sementara saya sebagai lurah itu juga belum tahu kapan rencana pembangunan itu dimulai. Siapa yang memulainya, kan begitu, nah biasanya saya tahu warga itu menolak sesudah ada sosialisasi," kata Saryati saat ditemui Kompas.com, di kantornya, Jakarta Selatan, Jumat (11/1/2019).
Ia mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan RW untuk mengetahui pihak-pihak yang keberatan terhadap pembangunan jalan layang tersebut.
"Pak RW juga angkat tangan tidak tahu, baik itu secara lisan maupun tulisan dari warga saya tidak ada yang menyampaikan (keberatan)," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, belum ada pihak Dinas Bina Marga yang melaporkannya terkait penolakan tersebut.
"Belum, saya selaku lurah belum pernah dihubungi instansi terkait tentang akan ada rencana pembangunan flyover, tetapi kalau pengambilan sampel tanah itu sudah dilakukan," kata Saryati.
Pada November 2018 lalu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Harry Hamdani mengatakan, warga Bintaro Permai, Jakarta Selatan, menolak pembangunan flyover di pelintasan sebidang sekitar kompleks perumahan mereka.
Hal itu disebutkan sebagai alasan dibatalkannya pembangunan flyover yang rencananya akan dibangun pada 2019.
"Yang (flyover) di Bintaro itu warga sekitar Bintaro protes. Iya, menolak, rumah-rumah mewahnya enggak mau dia (flyover dibangun)," kata Harry saat dihubungi 28 November 2018.
Namun, Harry mengaku tidak tahu persis alasan warga menolak pembangunan flyover Bintaro Permai.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/11/23461311/lurah-belum-tahu-rencana-dimulainya-pembangunan-flyover-bintaro-permai