Salin Artikel

Menadah Rupiah dari Sayur Organik di Lahan Bekas Sampah

Menurut penuturan Eka, Ketua Kelompok Wanita Tani RW 10 Kebayoran Lama, pihaknya bisa meraup Rp 700.000 dari sekali panen sayuran organik tersebut. 

"Tak butuh modal banyak untuk menanam sayuran tersebut. Biaya produksi hanya untuk beli sekam saja," kata Eka ketika ditemui Kompas.com, Minggu (13/1/2019). 

Untuk pupuk, Eka menyebutkan pihaknya mendapatkan pupuk kompos secara gratis dari warga lain yang berternak kambing. "Warga yang sudah bantu itu kami kasih sayur-sayuran hasil panen," katanya.

Sedangkan untuk membasmi hama, kelompok tani RW 10 menggunakan seledri sebagai pengganti pestisida.

"Kemaren itu ada kendala pada bolong-bolong, karena kemaren itu musim hujan panas, ada ulat atau apa. Kami konsultasi lagi dengan Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP). Kami singkirkan ulatnya, agar ulat tidak balik lagi kami kasih pestisida organik dari daun seledri," terangnya.

Menurut Eka, sayuran organik ini memiliki sedikit kelemahan, yakni lebih cepat layu dibanding sayur biasa yang menggunakan pupuk kimiawi. Untuk menyiasatinya, pihaknya hanya memanem ketika ada pihak yang membeli sayuran tersebut. 

Dalam sebulan, kelompok tani ini bisa memanen lebih dari 150 kg sayur dalam dua kali panen di lahan sebesar 4x5 meter tersebut.

Untuk memasarkan produk sayuran organiknya, kelompok tani ini memanfaatkan media sosial sebagai metode berjualan.

Masing-masing anggota kelompok tani akan memposting jenis sayuran yang sudah siap panen, kemudian warga yang ingin membeli melakukan konfirmasi sayur mana yang akan mereka beli. "Mereka (yang sudah mendaftar) datang, beli, bisa petik langsung dari kebun," jelas Eka.

Eka turut menyebutkan antusiasme masyarakat cukup tinggi akan produk sayuran organik mereka. "Jangankan untuk publish keluar kampung, untuk kampung sendiri saja ada yang mau banyak tapi kami enggak bisa nutupin gitu," kata dia.

Eka tidak mematok tarif mahal terhadap sayur-sayuran organik milik mereka. Bahkan harga yang ditetapkan lebih rendah dari harga sayur biasa yang ada di pasaran. "Mereka tahu harga pasar sekian kita turunin dikit aja mereka udah seneng," jelasnya.

Keuntungan dari kebun ini nantinya difungsikan untuk mengembangkan lahan perkebunan mereka. Eka menyebutkan ia ingin lebih banyak memanfaatkan lahan kosong lain untuk menanam sayuran.

"Jadi kami pengen Jakarta itu kedepannya ada yang bisa produksi sayuran di tengah kota, kan luar biasa," katanya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/13/12514211/menadah-rupiah-dari-sayur-organik-di-lahan-bekas-sampah

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke