Akibatnya, tiga RT pada kelurahan tersebut, RT 003, 004, dan 014 terendam banjir.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi pada Senin (14/1/2019) pagi, banjir yang merendam wilayah tersebut sudah surut.
Hanya saja terdapat lumpur cukup tebal dan beberapa pohon pisang tumbang berserakan.
Tampak petugas dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) , petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), dan anggota Satpol PP saling membahu-membahu membereskan bekas lokasi banjir.
Terlihat juga masyarakat sekitar ikut membantu membersihkan bekas genangan banjir.
Kesaksian warga
Berdasarkan keterangan warga, tanggul tersebut jebol pada Minggu sekitar pukul 18.00.
"Pukul 18.00 bunyi duarr begitu. Saya lihat keluar, pertama air sebetis saya, terus sekitar 10 menitan air langsung gede (tinggi), saya suruh anak ke atas," kata Dahli, seorang warga yang tinggal tak jauh dari tanggul saat ditemui Kompas.com, Senin.
Dahli mengatakan, sebelum tanggul jebol, ia sedang duduk di ruang tamu bersama anaknya.
Setelah tanggul jebol, ia memerintahkan anak beserta anggota keluarga lainnya naik ke lantai dua rumahnya.
Suryadi, yang tinggal di sebelah rumah Dahli menyampaikan, ia harus menahan pintu rumahnya agar genangan air tidak terlalu banyak yang masuk ke rumahnya.
"Saya kemarin di dalam rumah, menahan pintu supaya (air) enggak masuk rumah," kata Suryadi.
Ketua RT 004 Syamsuri mengatakan, sebanyak 42 KK di wilayahnya terdampak tanggul jebol.
Penanganan pertama
Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan Holi Susanto mengatakan, pihaknya langsung mengerahkan pasukan biru dari Dinas Sumber Daya Air (SDA), petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), dan bantuan dari TNI untuk membuat tanggul sementara.
"Membuat cerucuk plus karung pasir buat menahan air sementara," ujar Holi.
Tanggul sementara berhasil menghentikan laju air pada pukul 00.00.
Barulah petugas PPSU membantu warga membersihkan rumah mereka yang terdampak banjir.
Akan dibuat tanggul permanen
Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan akan membangun dinding turap setinggi dua meter di lokasi jebolnya tanggul sebagai langkah antisipasi banjir jangka pendek.
Holi menyampaikan, tanggul yang jebol merupakan buatan warga sekitar.
Tanggul jebol disebabkan pembangunannya tidak sesuai dengan teknis pembangunan.
"Tanggul yang dibuat warga tidak teknis dan curah hujan juga tinggi," ucapnya.
Rencana normalisasi Kali Pulo
Untuk solusi jangka panjang, dibutuhkan normalisasi Kali Pulo agar banjir tidak terulang kembali.
"Jadi kami menyiapkan normalisasi kali ini, kan, tidak mudah. Dinas Sumber Daya Air harus membuat kajian teknis, penetapan trase untuk lebar kalinya, dan batas aman," kata Lurah Jatipadang Noviant Wijarnoko.
Setelah Dinas SDA membuat kajian teknis, pihaknya baru bisa menyosialisasikan relokasi kepada warga.
Ia mengatakan, sudah pernah ada sosialisasi ke warga. Namun, pembebasan lahan tak kunjung terwujud.
"Kajian teknis kalau sudah keluar, baru kami sosialisasikan ke warga lagi. Nanti rumah mana yang kena, kena berapa," ujar Noviant.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/15/11242621/jebolnya-tanggul-di-jatipadang-dan-rencana-normalisasi-kali-pulo