"Bank-bank sampah, kompos, sehingga pengolahan sampah di rumah lebih efektif sehingga mereka tak membuang sampahnya di kolong-kolong tol kita," kata Isnawa ditemui di Bekasi, Selasa (15/1/2019).
Isnawa berencana mengelola lahan kolong tol itu agar tak jadi tempat pembuangan lagi. Ia mengakui memang di kawasan itu, tak ada tempat pembuangan sampah (TPS). Dinas Lingkungan Hidup dan Pemerintah Kota Jakarta Utara bakal meletakkan tong sampah atau gerobak motor.
"KamiKami i menempatkan di bawahnya dengan dust bin karena memang akses ke situnya agak sulit, tidak bisa masuk sampai kolong tol," ujar dia.
Menurut Isnawa, sampah yang menumpuk di kolong Tol Wiyoto Wiyono disebabkan pengelola jalan tol tak menjaga lahan itu. Lahan yang terbuka membuat warga bebas menimbun sampah.
"Memang ketersedian lokasi tempat sampah agak sulit di situ. Tapi kita akan coba gunakan kolong tol itu untuk pengolahan sampah yang lebih baik lagi," ujar Isnawa.
Lahan kolong Tol Wiyoto Wiyono di kawasan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara penuh dengan sampah selayaknya tempat pembuangan sampah, Senin (14/1/2019) pagi.
Sejumlah warga mengaku terpaksa membuang sampah di sana lantaran lokasi itu merupakan tempat pembuangan sampah yang paling dekat dari rumah mereka.
Keberadaan TPS tidak resmi itu juga mengundang kehadiran para pemulung yang menyimpan barang-barang temuan mereka, seperti botol plastik hingga perabotan bekas di sisi jalan.
Sebelumnya, kolong Tol Wiyoto Wiyono di kawasan Warakas, Jakarta Utara, juga ditemukan penuh dengan sampah pada April 2018 lalu. Saat itu, warga beralasan petugas tidak pernah mengangkut sampah yang sudah menumpuk bertahun-tahun.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/15/18380011/sampah-di-kolong-tol-wiyoto-wiyono-dki-minta-warga-bikin-bank-sampah