"Mereka mengeluhkan mengenai aplikasi yang digunakan. Menurut mereka (aplikasi yang digunakan) tidak memberikan porsi penghasilan yang adil dibandingkan dengan sebelumnya," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa siang.
Anies berjanji akan memeriksa masalah itu. Ia ingin mengajak para juru parkir duduk bersama menyelesaikan masalah tersebut.
"Saya katakan, yuk kita bicara baik-baik karena parkir itu jelas jumlah mobilnya, jelas ongkosnya, jelas aturannya, tinggal kita mengelola dengan terbuka," kata Anies.
Humas UPT Perparkiran Dinas Perhubungan DKI Jakarta Ivan Falentino secara terpisah menjelaskan, masalah itu terjadi di Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang masih menggunakan Terminal Parkir Elektronik (TPE).
"Lokasi tersebut intesitasnya (parkir) tinggi. Sebelum dilaksanakan aplikasi, setoran tinggi Rp 45-55 juta per hari," kata Ivan.
Menurut Ivan, para juru parkir di Kelapa Gading mengeluh karena mereka hanya menerima 40 persen dari pendapatan bersih.
Padahal, di kawasan lain jukir bisa mendapatkan 60 persen dari pendapatan bersih karena menggunakan aplikasi.
Ivan menjelaskan, penggunaan aplikasi parkir tersebut masih bersifat uji coba, sampai proses lelang penggunaan aplikasi selesai. Pihaknya menunggu hasil kajian dari konsultan, terutama mengenai pengelolaan parkir berbasis aplikasi itu.
Uji coba aplikasi parkir telah berakhir pada Desember 2018. Namun, dia menjelaskan, terdapat masa perpanjangan selama tiga bulan atau sampai proses lelang selesai.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/15/19125271/penghasilan-turun-juru-parkir-mengeluh-ke-anies