Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, pihaknya telah melakukan sejumlah langkah untuk mencegah terjadinya DBD.
"Kami menyebarluaskan informasi ke masyarakat menggunakan media sosial yang ada tentang waspada DBD dan pengendaliannya," kata Widyastuti dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/1/2019).
Dinas Kesehatan juga bekerja sama dengan BMKG dalam pengembangan model prediksi angka DBD berbasis iklim yang dapat diakses melalui http://bmkg.dbd.go.id/.
Selain itu, Pemprov DKI juga melakukan fogging di wilayah asal korban DBD dengan hasil penyelidikan epidemiologi (PE) positif.
"Peningkatan kerja sama lintas sektoral khususnya pengelola gedung pada tujuh tatanan, yakni pemukiman, perkantoran, tempat-tempat umum, tempat pengelolaan makanan, institusi pendidikan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas olahraga dalam pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," ujar Widyastuti.
Widyastuti mengatakan, ia juga telah menginstruksikan semua fasiltas pelayanan kesehatan untuk melakukan deteksi dini dan tata laksana kasus DBD sesuai standar.
Pada Februari dan Maret 2019, seluruh wilayah DKI Jakarta masuk dalam kategori waspada Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD).
Peningkatan curah hujan dan perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap perkembangan Aedes aegypti, nyamuk yang dapat menularkan virus dengue dan menyebabkan penyakit DBD.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI, sepanjang 2018 terjadi 3.362 kasus DBD dengan satu kematian. Pada Januari 2019 ini, tercatat sudah ada 111 kasus DBD.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/21/09542661/jelang-waspada-kejadian-luar-biasa-dbd-ini-langkah-pemprov-dki