1. Alasan Ahok ingin dipanggil BTP
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang dikenal dengan nama Ahok akan bebas murni pada 24 Januari mendatang.
Setelah bebas nanti, dia berharap tak lagi dipanggil dengan nama Ahok. Dia ingin dipanggil dengan nama BTP yang tak lain merupakan singkatan dari namanya.
Ahok menyampaikan harapannya itu lewat surat yang dia tulis di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, sepekan sebelum bebas, yakni Kamis (17/1/2019).
"Saya keluar dari sini (Rutan Mako Brimob) dengan harapan panggil saya BTP bukan Ahok," tulis dia.
Apa alasannya? Baca selengkapnya dalam tautan ini.
Dalam deklarasi tersebut tampak hadir sejumlah petinggi partai di Kota Cirebon. Partai Demokrat segera melakukan penyelidikan internal untuk menentukan sikap terhadap Nasrudin itu.
Fakta lengkap di balik deklarasi Wali Kota Cirebon bisa dibaca dengan mengklik link ini.
Hal itu merujuk pada hasil jajak pendapat Median per Januari 2019, yakni elektabilitas Jokowi-Ma'ruf kini sebesar 47,9 persen dan Prabowo-Sandiaga 38,7 persen. Oleh karena itu, perbedaan elektabilitas keduanya menjadi 9,2 persen.
"Selisih elektabilitas atau jarak elektoral relatif menipis. Suara pasangan Jokowi-Ma'ruf relatif stagnan, sedangan Prabowo-Sandiaga tumbuh namun relatif lambat," kata Direktur Eksekutif Median Rico Marbun di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (21/1/2019).
Baca selengkapnya hasil survei Median di sini.
Dalam sambutannya, Ma'ruf Amin percaya bahwa dukungan yang mengalir terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden Jokowi-Ma'ruf Amin tidak hanya di Desa Cigugur Girang, tapi juga warga Jawa Barat.
"Saya percaya bukan hanya Cigugur Girang saja, tapi warga Jabar mereka semua ngahiji di no 1," kata Ma'ruf optimistis.
Menurut dia, sosok Jokowi pantas didukung karena visinya yang akan membawa Indonesia maju dan sejahtera. Jika ada yang menegasikan soal pembangunan infrastruktur yang selama beberapa tahun ini dibangun Jokowi, Ma'ruf menyebut mereka ini "ngelindur".
Baca selengkapnya artikel ini dalam tautan ini.
5. 10 "skill" yang paling dibutuhkan perusahaan
Anda ingin mencoba hal baru di tahun 2019? Atau sedang ingin mengubah karier? Berdasarkan analisis dari laman berjejaring LinkedIn, pada 2019 perusahaan cenderung mencari kandidat yang menguasai kombinasi dari hard skill dan soft skill dengan kreativitas berada di posisi pertama dalam daftar keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Dikutip dari laman resmi Forum Ekonomi Dunia (WEF), data LinkedIn tersebut senada dengan data Future Jobs Report WEF yang menyimpulkan keterampilan "manusia", seperti orisinalitas, inisiatif, dan pemikiran kritis, cenderung meningkat nilainya di mata para pencari tenaga kerja seiring dengan kemajuan teknologi dan otomatisasi.
"Memperkuat soft skill adalah salah satu investasi terbaik yang bisa Anda lakukan untun berhasil dalam karier, karena hal tersebut tidak akan pernah kedaluwarsa," ujar LinkedIn Learning Editor Paul Petrone.
Baca selengkapnya di sini.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/22/05254661/5-berita-populer-ahok-ingin-dipanggil-btp-dan-maruf-amin-bilang-ente