Salah satunya dari Desi Paramita, karyawan swasta di daerah Paseban, Jakarta Pusat yang menyambut positif kampanye itu.
Menurutnya, budaya beres-beres meja mengingatkan dirinya pada budaya membersihkan meja makan di rumahnya.
Ia mengaku senang bisa membantu meringankan beban pekerjaan karyawan KFC.
"Dulu waktu kecil saya diajarin untuk selalu beresin meja makan sendiri, terus cuci piring sendiri. Kampanye ini mengingatkan saya budaya itu. Saya biasanya cuma membereskan saja sih, tapi enggak dibawa ke tempat pembuangan," kata Desi kepada Kompas.com di KFC Percetakan Negara, Jakarta Pusat, Rabu (23/1/2019).
Desi mengatakan, dirinya belum terbiasa membawa peralatan bekas makanannya ke tempat pembuangan yang telah disiapkan.
Namun, ia bertekad untuk mencoba melakukannya.
"Saya memang setuju, tapi belum melakukannya. Mungkin nanti saya akan coba ngelakuin. Kembali lagi sih, sudah kebiasaan langsung ditinggal ya, masih sulit untuk melakukannya. Namanya masih mencoba ya, saya coba mulai bersihin saja, ditumpuk gitu. Selanjutnya, saya coba bawa sendiri ke tempat (pembuangan) juga," ungkap Desi.
Pendapat serupa diungkapkan Rahmat Darmawan. Ia mengaku telah mengetahui informasi kampanye beres-beres meja melalui media sosial.
Rahmat menyambut baik kampanye tersebut walaupun ia mengaku baru sekali membereskan meja makannya sendiri.
"Kemarin saya coba buang bungkus plastik bekas makanan saya. Saya akan coba juga hari ini. Awalnya saya tahu itu dari Twitter ya, kan lagi ramai banget tuh. Saya pikir boleh juga tuh dicoba karena itu sudah jadi kebiasaan masyarakat yang tinggal di luar Indonesia," kata Rahmat.
Rahmat mengatakan, dirinya pernah mengunjungi salah satu gerai makanan di Singapura.
Ia melihat bagaimana masyarakat Singapura membereskan peralatan makanannya dan membuang ke tempat yang telah disediakan.
Menurutnya, kebiasaan itu memang sulit diterapkan di Indonesia dalam waktu cepat.
Ia yakin masyarakat Indonesia bisa melakukan kebiasaan baru itu jika kampanye terus disosialisasikan secara masif dan ada keinginan masyarakat untuk berubah menjadi lebih baik.
"Memang enggak bisa kalau langsung diterapkan hari ini, semua harus beresin meja gitu. Harus pelan-pelan. Masyarakat kan enggak bisa dipaksa. Saya lihat diri saya sendiri saja, saya saja baru sekali membereskan meja. Walaupun sudah sering lihat orang luar Indonesia melakukannya, tapi kan untuk diterapkan ke diri sendiri itu butuh proses," ungkap Rahmat.
Sementara, pengunjung lain bernama Nia Ayu menganggap kampanye beres-beres meja mempersulit para pembeli.
Menurutnya, tidak semua pembeli mempunyai waktu lebih untuk membereskan meja makan.
"Kadang kami cuma makan siang dengan waktu singkat ya. Habis makan, langsung buru-buru balik kantor lagi gitu. Ya terpaksa harus ditinggal. Apalagi kalau tempat pembuangannya masih harus naik ke lantai dua kayak di sini (KFC Percetakan Negara) kan malah makin lama," kata Nia.
"Boleh saja sih kalau memang ada yang melakukannya. Tapi bukan berarti kampanye itu harus dilakukan semua orang kan, yang terpenting bagaimana bungkus makanannya enggak berantakan saja. Nanti biar karyawannya saja yang bawa ke tempat pembuangan," lanjut dia.
Seperti diketahui, KFC Indonesia mengadakan kampanye gerakan beres-beres meja sendiri setelah makan.
Informasi itu disampaikan melalui akun media sosial resmi KFC Indonesia, salah satunya akun Twitter @KFCINDONESIA pada Minggu (13/1/2019).
"Biasakan untuk membersihkan meja kamu sehabis makan, yuk! Budaya beres-beres sehabis makan, perlu dimulai dari sekarang. Biar generasi ke depan semakin peka sama kebersihan! Ayo, lestarikan buaya bersih-bersih! #budayabeberes #kfcindonesia," demikian bunyi informasi itu.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/23/11485671/disebut-mirip-di-luar-negeri-konsumen-sambut-baik-ajakan-kfc-beres-beres