Salin Artikel

Wali Kota Bekasi: KIA Belum Jadi Syarat Daftar Sekolah

Rahmat mengatakan, kabar beredar yang menyebutkan bahwa KIA menjadi syarat daftar sekolah menyebabkan warga Kota Bekasi membeludak di sejumlah kecamatan untuk membuat KIA.

"Kasih tahu juga itu (KIA) belum kita pakai untuk daftar sekolah, tahun depan, bukan sekarang," kata Rahmat saat ditemui di Gedung Kesenian, Rawalumbu, Kota Bekasi, Selasa (29/1/2019).

Rahmat menyampaikan, membeludaknya warga yang mengajukan pembuatan KIA mengakibatkan blanko yang disediakan Pemkot Bekasi habis.

Ada 10.000 blanko untuk mencetak KIA yang disediakan Pemkot Bekasi. Namun, blanko itu tak cukup untuk memenuhi kebutuhan pembuatan KIA di Kota Bekasi.

"KIA-nya (tidak bisa) kita cetak sekarang, terus ini (membeludak warga yang buat) kan repot. Cetak itu mesti tender, mesti ini-itu dan lain-lain," ujar Rahmat.

Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan pembuatan KIA di Kota Bekasi, Pemkot meminjam blanko dari tiga pemerintah daerah lain.

"Stok kita 10.000, terus kita pinjam dari Kabupaten Bekasi, pinjam dari Kota Depok, kita pinjam dari Kabupaten Bogor. Ada hampir 30.000-an lah, nanti kita cetak kita kembaliin," ujar Rahmat.

Sementara itu, Alinah, warga Bekasi Timur, mengaku membuat KIA karena tahu bahwa KIA digunakan sebagai syarat daftar sekolah.

"Iya karena katanya (KIA) buat anak sekolah saya jaga-jaga buat dari sekarang, tetapi kalau pun enggak jadi ya enggak apa-apa, buat saja," kata Alinah saat ditemui di Pendopo Kantor Pemkot Bekasi.

Untuk tahun 2019, Pemkot Bekasi berencana menambah persediaan blanko sebanyak 200.000. Saat ini, pengadaan blanko tersebut dalam tahap lelang.

KIA wajib dimiliki setiap anak sebelum memiliki KTP dengan tujuan untuk meningkatkan pendataan, perlindungan dan pelayanan publik, serta sebagai upaya memberikan perlindungan dan pemenuhan hak konstitusional warga negara.

Pembuatan KIA untuk anak bisa dilakukan di kecamatan wilayah masing-masing di Kota Bekasi atau di dua mal pelayanan publik yang terletak di Pondok Gede dan Pasar Proyek.

Untuk membuat KIA, warga cukup membawa e-KTP kedua orangtua, akta lahir anak, kartu keluarga yang telah tercantum nama anak, dan foto ukuran 2x3 anak atau bisa foto di kecamatan masing-masing wilayah.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/29/17293361/wali-kota-bekasi-kia-belum-jadi-syarat-daftar-sekolah

Terkini Lainnya

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke