Menurut dia, pemberitaan tersebut tidak benar atau hoaks.
"Saya sudah cek, saya minta BNN Kota Depok konfirmasi ke BNN pusat. Katanya, 'Wah enggak benar ini, katanya (BNN pusat) enggak pernah mengeluarkan pernyataan ini'. Ini sedang dicek siapa penyebar hoaks pertama ini, sama polisi sedang dicek," ujar Idris di Balai Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (28/2/2019).
Menurut Idris, kasus narkoba di Jawa Barat memang tergolong tinggi. Namun, lanjut dia, tidak ada lokasi di Depok yang dikhususkan menjadi tempat transaksi narkoba.
"Kalau kasus narkoba memang banyak di Jawa Barat, tetapi kalau data dari 15 kampung ada 9 kampung narkoba di Depok, enggak seperti itulah," ucapnya.
Wakapolresta Depok AKBP Arya Perdana mengatakan, setiap pernyataan yang disampaikan memerlukan sebuah data untuk membuktikan kebenarannya.
"Setiap pernyataan yang disampaikan ada dasarnya ya, mungkin beliau ada informasi seperti itu," ujar Arya.
Menurut dia, banyaknya kasus narkoba yang terungkap karena aparat memiliki barang bukti.
Namun, ia memastikan tidak ada sembilan kampung narkoba di Depok.
"Depok biasanya menjadi tempat transit pengedar narkoba. Alamat tersangka yang kami tangkap pun tidak warga Depok saja, ada yang di Bogor, Jakarta Timur juga," katanya.
Sebelumnya, Kepala BNN RI Komjen Pol Heru Winarko mengatakan, ada 15 lokasi di Jawa Barat yang kerap dijadikan sarang aktivitas transaksi dan pengguna narkoba.
Hal itu dikatakan Heru saat meresmikan Gedung BNN Jabar di Bandung, Selasa (26/2/2019).
"Ada 15-an (lokasi terpapar narkoba), sembilan ada di Depok, dan yang lainnya tersebar. Saya bicara dengan Pak Gubernur (Jabar) agar kampung-kampung (lokasi terpapar narkoba) ini bisa kita garap, kita kembalikan kampung-kampung ini menjadi seperti kampung-kampung yang lain,” ujar Heru, Rabu (27/2/2019
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/02/28/17594351/bnn-sebut-9-lokasi-di-depok-terpapar-narkoba-wali-kota-membantah