Salin Artikel

Warga Dukung Aturan Kantong Plastik Berbayar di Minimarket

Kendati belum mengetahui adanya aturan tersebut, sejumlah warga yang ditemui Kompas.com mendukung kebijakan ramah lingkungan itu.

"Enggak masalah karena pelestarian juga ya kalau memang untuk kebaikan alam oke-oke saja sih. Kalau gitu biasanya saya bawa tas jinjing gitu sih buat belanja," kata Asti (25) saat ditemui di dekat RSUD Koja, Jakarta Utara.

Pendapat serupa dilontarkan oleh Dewi (21). Dewi menyebut, dirinya juga sudah sering menggunakan barang-barang ramah lingkungan untuk mengurangi konsumsi plastik.

"Bagus dong karena jadi pengurangan pakai plastik. Aku juga sekarang sudah enggak pakai sedotan plastik. Jadi, sampah-sampah plastiknya juga sudah enggak ada kan," kata Dewi.

Dewi melanjutkan, ia pun memilih membeli tas kain ramah lingkungan untuk berbelanja ketimbang membayar ratusan rupiah untuk sebuah kantong plastik saat berbelanja.

"Daripada bayar Rp 200 perak jadinya sampah-sampah juga, beli kertas kain Rp 20.000 bisa dipakai terus-terusan," ujarnya.

Di sisi lain, sejumlah minimarket yang berada di wilayah Jakarta Utara yang disambangi Kompas.com belum menerapkan aturan kantong plastik berbayar.

Minimarket-minimarket itu juga tampak belum menyediakan tas ramah lingkungan berbahan karton atau kain untuk menggantikan kantong plastik.

Beberapa karyawan minimarket menyatakan sudah mengetahui adanya wacana itu meski belum diterapkan di tempat kerjanya.

"Katanya memang mau diterapkan sih, tapi di sini belum dimulai. Kayaknya sebentar lagi ya," kata Dea, seorang pegawai minimarket di Jalan Kramat Jaya, Koja.

Adapun Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menerapakan kebijakan Kantong Plastik Tidak Gratis (KPTG) di ritel modern mulai hari ini.

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan, upaya ini dilakukan untuk mendukung salah satu visi pemerintah mengurangi sampah sebesar 30 persen, termasuk sampah plastik pada 2025.

"Aprindo dari Sabang sampai Merauke mendukung program pemerintah dalam pengurangan sampah plastik," kata Roy dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Kamis (28/2/2019).

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/03/01/16110531/warga-dukung-aturan-kantong-plastik-berbayar-di-minimarket

Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke