Dia adalah Darsono (47), warga Jalan Tanah Merdeka, Tanah Sareal, Kota Bogor.
Pria yang adalah seorang muazin ini mengaku mendapatkan tambahan penghasilan saat memungut sampah di lokasi anjloknya KRL di Bogor.
Dia memungut sampah kemasan plastik bekas para pekerja PT KAI yang bekerja selama memperbaiki rel pasca-kecelakaan.
"Ini kan hanya sekadar barang-barang bekas pekerja PT KAI yang merapikan ini, istilahnya botol-botol minuman itu kan istilahnya untuk mengais rezeki lah, Pak," ujarnya saat ditemui di kawasan Kebon Pedes, Senin (11/3/2019).
Sejak pagi, dia mengaku sudah menelusuri bantaran rel untuk mencari barang bekas yang layak untuk dikiloin.
Terlihat di tangan kanannya satu kantong plastik besar penuh dengan gelas dan botol plastik.
Namun dirinya mengaku hanya mengumpulkan barang bekas dari para pekerja, bukan barang milik korban kecelakaan yang tercecer.
Menurut Darsono, dia biasanya hanya mengumpulkan sampah dari satu bak sampah ke bak sampah lainnya.
Namun sejak memulung di bantaran rel pasca-insiden tersebut, penghasilannya bertambah.
"Kalau sehari jalan empat sampai lima kali ya bisa dapat Rp 45.000 lah. Kalau yang mungut di rel saja paling ya Rp 20.000 sampai Rp 25.000. Lumayan buat nambah rezeki," terangnya.
Darsono menegaskan dia tidak bermaksud mensyukuri kecelakaan tersebut. Sebagai warga yang tinggal di sekitar sana, dia menyayangkan kejadian itu.
"Sebagai warga sini siapa yang mau sih, Pak, ada kejadian seperti ini," terangnya.
Sebelumnya, kereta commuter line lintas Jakarta-Bogor anjlok di rel dekat Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Minggu (10/3/2019).
Sejumlah saksi mata menyebut, saat kejadian terdengar suara dentuman keras dari arah rel kereta.
Sebelum anjlok, bagian atap kereta sempat mengenai kabel listrik. Tidak lama setelah itu, gerbong di sebelah depan terguling keluar dari jalur rel.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/03/11/17211231/mengais-rezeki-di-balik-anjloknya-krl-di-kebon-pedes-bogor