Keberadaan Komu, Kumbo, dan Kihi menjadi primadona di Pusat Primata Schmutzer itu. Banyak pengunjung berlama-lama melihat tingkah ketiga gorila itu dan memotretnya.
Namun, menurut perawat gorila, Dwi Suprihadi, banyak pengunjung usil yang memancing kemarahan satwa-satwa mereka.
Biasanya, saat Gorila tengah beristirahat di kandang tertutup, terkadang pengunjung melempari batu hingga meneriaki gorila-gorila tersebut.
"Memang beberapa pengunjung yang berprilaku suka mengusik, menggaggu, jadi kadang mereka (gorila) tidak suka teriakan dan suara berisik. Kadang mereka (gorila) lagi diam dilempar (batu). Biasanya mereka (gorila) akan respons dengan memukul besi atau teriak," ujar Dwi saat ditemui Kompas.com di dekat kandang gorila, Taman Margasatwa Ragunan, Rabu (20/3/2019).
Gorila yang marah biasanya langsung ditenangkan Dwi dengan cara mengalihkan perhatiannya.
Caranya, memberi camilan berupa kurma atau kisimis.
Ia juga akan langsung menegur para pengunjung usil tersebut karena perbuatan mereka bisa membahayakan hewan, maupun dirinya sendiri.
"Ya untuk pengunjung kalau mereka lagi istirahat jangan diganggu lah, karena mereka sama dengan kita, ada jam makan, ada jam bermain, ada jam beristirahat," jelas Dwi.
Ia juha mengimbau para pengunjung untuk tidak menghidupkan suara ponsel terlalu keras di sekitar kandang gorila.
"Si Kihi ini agak sensitif dari yang lain. Jadi kalau dia dengar suara musik atau apa gitu dari ponsel pengunjung, bisa terganggu. Kalau komu sama kumbo masih bisa tahan, kata Dwi.
Ia berharap pengunjung yang datang menaati peraturan dan menjaga ketenangan di sekitar kandang gorila.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/03/21/10190031/gorila-di-ragunan-kesal-diusili-pengunjung-dan-dengar-suara-keras-ponsel