Dian dimakamkan pada pukul 12.55 WIB. Sejumlah jemaah, tetangga, kerabat, keluarga besar, dan teman-teman Dian turut memenuhi acara pemakaman tersebut.
Pemakaman itu pun berlangsung haru. Hampir semua yang datang ke pemakaman meneteskan air mata.
Eti (63), salah satu guru mengaji di Masjid Kubah Emas, tampak meneteskan air mata memandangi jenazah Dian.
Eti mengatakan, Dian adalah salah satu murid favoritnya karena sosoknya yang dermawan.
"Dia sangat dermawan, dia tidak tunggu diminta dia langsung memberi sedekah ke orang-orang yang memerlukan," ucap dia.
Wanita yang sudah lebih dari 20 tahun mengenal Dian ini mengatakan, Dian telah mendirikan lebih dari 10 masjid yang tersebar di berbagai wilayah.
"Sudah banyak itu dia bangun masjid, dia tidak mau orang kesusahan untuk pergi ibadah makanya dia bangun banyak masjid," ucap dia.
Hal yang sama juga dikatakan Lina, salah satu jemaah Masjid Kubah Emas.
Ia mengatakan, Dian adalah sosok panutan lantaran sifatnya yang dermawan.
"Saya suka banget belajar sama karena dia, baik, ramah, dan dermawan sekali. Saya kaget dapat kabar dia meninggal orang dia baru saja nikahkan cucunya," ucap Lina.
Hal yang paling tak terlupakan dari sosok Dian adalah mengajarkan dirinya untuk selalu bersedekah.
"Dia selalu bilang berbuatlah yang baik, apa yang Allah perintahkan, jauhkanlah yang buruk," ucap Lina.
Djuriah Rais atau yang akrab disapa Dian Al Mahri, meninggal dunia pada Jumat (29/3/2019), pukul 02.15.
Dian Al Mahri meninggal dunia di usianya 70 tahun (sebelumnya ditulis 73 tahun).
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/03/29/17575801/dian-al-mahri-pendiri-masjid-kubah-emas-yang-dikenal-dermawan