Salin Artikel

Cerita Pengemudi Go-Jek Terima Order Fiktif di Apotek K24

Kepadatan itu terjadi lantaran sejumlah driver tersebut menerima order fiktif dari seseorang yang tak diketahui identitasnya.

Salah satu driver yang menerima order fiktif tersebut adalah Fikri Oktaviani.

"Saya juga kurang paham tapi pas dapat order itu si customer telepon saya, dia bilang 'ada WhatsApp enggak?' Kata saya ada, lalu saya dihubungi via WA," kata Fikri melalui pesan singkat kepada Kompas.com Jumat (12/4/2019).

Kala itu jumlah ongkos kirim yang didapat Fikri Rp 90.000. Fikri kemudian diajak berunding oleh si pelanggan dengan meminta dikirimi uang ongkos sebesar Rp 30.000, sementara sisanya dapat diambil oleh Fikri.

Ia kemudian bertanya kepada si pelanggan "aman enggak?" Lalu si pelanggan menjawab bahwa tindakan itu aman dan akun Fikri tidak akan bermasalah akibat orderan tersebut.

Fikri pun mengambil orderan pembelian obat tersebut dan kemudian menyelesaikan orderan yang beralamat di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara tersebut.

"Terus dia nagih Gopay-nya, enggak saya transfer, terus dia bilang "oh abang mau main-main?,' Saya bilang 'iya kenapa enggak suka ya sudah ketemu yuk', eh saya diblok," ujarnya

Kemudian Fikri menelepon pelanggan tersebut dengan berpura-pura mengatakan bahwa ia mengetahui di mana kebaradaan si pelanggan.

Si pelanggan pun ketakutan dan memohon maaf kepada Fikri.

"Alhamdulillah akun saya aman sampai sekarang," katanya.

Seorang driver Go-Jek lainnya bernama Fikri Ramadhan Al Hafiz mengaku empat kali mendapat orderan fiktif dari seorang pelanggan bernama Julius tersebut.

Namun, ia mengaku tidak berani mengambil orderan tersebut karena menurut informasi yang beredar di kalangan para pengendara Gojek, jika mengambil order tersebut bisa berisiko di-suspend atau putus mitra.

"Soalnya yang namanya opik (orderan fiktif) cuma isengin driver dan kalau ada yang kejebak dia pick up orderannya, orang yang buat opik dia tinggal lapor ke pihak Go-Jek dengan alasan driver mengambil barang," kaya Hafiz.

Ia pun mengaku sudah melaporkan orderan fiktif tersebut ke pihak Go-Jek dan berharap untuk ditindaklanjuti.

Roby Miharjo, pengemudi lain yang juga mengaku tak berani mengambil meski tiga kali mendapat orderan fiktif tersebut mengatakan sejatinya dengan menolak para driver juga dirugikan.

"Ya kalau sering cancel, orderan performa kita kan jadi turun, orderan yang masuk juga jadi sedikit," kata dia.

Saat ini, pihak Apotek K24 terpaksa menghentikan pemesanan obat melalui applikasi halodok yang terafiliasi dengan Go-Jek demi mengantisipasi banyaknya orderan fiktif yang masuk.

Pihak Go-Jek belum memberikan keterangan resmi terkait tindak lanjut dari orderan fiktif yang masuk kepada mitra-mitra mereka.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/04/12/18164731/cerita-pengemudi-go-jek-terima-order-fiktif-di-apotek-k24

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke