Sebagian penumpang lainnya memilih bergeser ke Stasiun Bendungan Hilir yang terpaut hampir 2 kilometer dari Stasiun Istora Mandiri. Bukan tanpa sebab, pilihan moda transportasi alternatif memang terbatas.
Ruas jalan Sudirman macet parah akibat tumpahnya massa ke jalanan, sedangkan antrean bus Transjakarta juga mengular panjang.
"Masih kuat jalan," ujar Andreas (33) kepada Kompas.com di perjalanan menuju Stasiun Bendungan Hilir. "Tadi saya enggak kebagian masuk, enggak terlalu capek ya jadinya. Daripada lama lagi nunggunya," lanjutnya.
Sementara itu, Dimas (32) yang ditemui Kompas.com di Stasiun Bendungan Hilir menuturkan alasan lain. Selain ingin mempercepat kepulangan, ia juga ingin segera mendapat sinyal.
Pantauan Kompas.com, sinyal internet memang sangat lelet di kawasan GBK usai bubaran kampanye.
"Begitu tadi lewat Semanggi langsung bisa connect. Mungkin di GBK itu BTS dipakai beribu-ribu orang jadi ya penuh," ungkapnya.
Dimas yang hendak turun di Stasiun Dukuh Atas mengatakan ia perlu segera pulang karena ingin menonton debat capres-cawapres bersama keluarganya.
"Harus total, dong, dukung Jokowi," guraunya.
Perpindahan sebagian penumpang MRT ke Stasiun Bendungan Hilir membuat antrean tiket di stasiun ini cukup panjang. Terlebih, dari empat titik pembelian tiket yang ada (dua loket, dua mesin otomatis), hanya satu loket dan satu mesin yang berfungsi hingga pukul 19.45. Pasalnya, beberapa penumpang datang berombongan tanpa membawa kartu e-money.
"Saya berdelapan ini," ujar Fred sedikit kesal. Ia sudah coba membeli tiket via mesin otomatis, namun uangnya yang lusuh tak terbaca.
"Kalau begini saya ngapain jalan jauh-jauh ke sini. Tunggu di Istora juga sama-sama lama tapi enggak capek. Harusnya ditambah dong ini loket," keluhnya.
Massa pendukung Jokowi-Ma'ruf terpantau mulai meninggalkan GBK pada pukul 16.30 sore tadi. Arus balik ini sempat membeludak dan selama satu jam lebih di Pintu 5 GBK sebelum perlahan-lahan terurai.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/04/13/20190841/stasiun-istora-penuh-penumpang-mrt-pindah-ke-bendungan-hillir