Hasil quick count itu menunjukkan, Jokowi-Ma'ruf meraih 50,07 persen suara, mengungguli Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang memperoleh 49,93 persen suara di Ibu Kota.
Analis Politik Poltracking Institute Agung Baskoro mengatakan, selisih suara antar-kandidat yang tipis di DKI Jakarrta disebabkan oleh sifat pemilih yang beragam.
Heterogennya masyarakat Jakarta bila ditinjau dari faktor suku dan agama dinilai menyebabkan perbedaan perolehan suara di DKI Jakarta tipis.
"Selisih tipis karena di DKI ini bertemu basis pemilih rasional dan pemilih sosiologis (faktor suku, agama, dan latarbelakang)," kata Agung kepada Kompas.com, Kamis (18/4/2019).
Hasil quick count di wilayah DKI Jakarta itu seolah mengulang sejarah pada Pemilu 2014. Lima tahun silam, Jokowi juga memperoleh suara lebih banyak ketimbang Prabowo.
Hasil resmi rekapituliasi suara KPU saat itu menunjukkan Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih 2.859.894 suara atau 53,08 persen suara. Sedangkan, Prabowo yang berduet dengan Hatta Rajasa mendapat 2.528.064 suara atau 46,92 persen suara.
Hasil quick count bukan hasil resmi. KPU masih akan melakukan rekapitulasi secara berjenjang untuk menetapkan pemenang Pilpres 2019.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/04/18/11293911/quick-count-pilpres-poltracking-di-jakarta-jokowi-maruf-5007-persen