Salin Artikel

Kesaksian Fahri Hamzah dan Pengakuan Ratna Sarumpaet Alami Depresi...

Saksi yang dihadirkan dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Selasa (5/7/2019) adalah Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, staf Ratna Sarumpaet Nur Cahaya Nainggolan, dan Ahli Bahasa Universitas Indonesia Frans Asisi Datang.

Ada beberapa kesakisan menarik yang terlontar dari dua saksi fakta yakni Fahri Hamzah dan Nur Cahaya Nainggolan.

Fahri kecam penganiayaan Ratna

Dalam kesakisanya,Fahri Hamzah mengaku mendapatkan kabar jika Ratna Sarumpaet jadi korban penganiayaan pada 2 Oktober 2018.

Pada saat itu, Fahri yang habis menggelar rapat paripurna langsung diberondong wartawan dengan pertanyaan terkait Ratna menjadi korban penganiayaan.

Mengetahui tersebut, Fahri sontak tidak terima dengan perlakuan terhadap Ratna Sarumpaet. Dia pun mengecam peristiwa penganiayaan tersebut.

Dirinya sempat menelepon Ratna untuk memastikan kebenaran peristiwa itu. Namun saat dihubungi, Ratna tidak kunjung mengangkat telepon.

"Tapi media sudah bertanya saya, jadi saya bereaksi cukup keras karena peristiwa penganiayaan ini," ujar Fahri dalam muka sidang, Selasa (7/5/2010)

Setelah itu, Fahri mengaku mendapatkan undangan pernyataan sikap oleh teman-teman aktivis. Mereka mengundang Fahri untuk sama sama mengecam peristiwa yang menimpa Ratna.

Mereka akhirnya sepakat melakukan pertemuan dan mengundang awak media di restoran Dunkin’ Donuts, Menteng, Jakarta Pusat pada 2 Oktober 2018.

"Di Menteng bersama tokoh-tokoh pada 2 Oktober 2018 malam, kami menyampaikan keperihatinan," jelas Fahri.

Ratna mengaku berbohong saat ditelepon Fahri

Tidak hanya mengecam aksi pemukulan tersebut, Fahri menekan pihak penegak hukum untuk mengusut kasus ini dengan tuntas.

Keesokan harinya, Fahri berinisatif menelepon Ratna setelah sebelumnya tidak ada respons. Ratna pun mengangkat telepon tersebut.

Alih alih meminta dukungan, Ratna malah mengaku berbohong menjadi korban penganiayaan. Wajah lebam yang dimilikinya saat itu bukan karena dianiaya, melainkan operasi sedot lemak di wajah.

Ratna pun meminta maaf karena telah membohongi Fahri. Fahri mengaku menerima permintaan maaf tersebut.

"Begitu beliau menyatakan minta maaf ya sudah selesai, sudah selesai berarti persoalannya. Saya menanggapi sudah selesai dan tidak ikuti lagi," katanya.

Kesaksian lain datang dari saksi fakta Nur Cahaya Nainggolan. Staf Ratna Sarumpaet ini baru tau jika Ratna menjadi korban pemukulan ketika baru pulang dari Bandung.

Belakangan Ratna mengaku tidak dari Bandung melainkan habis jalani operasi sedot lemak wajah di Rumah Sakit Bina Estetika Menteng, Jakarta Pusat.

Saat itu Ratna yang baru datang di rumah dengan wajah dalam keadaan memar memberitahu jika dirinya habis dipukuli orang tidak dikenal di Bandung.

Namun Ratna meminta pegawainya, salah satunya Nur Cahaya untuk tidak menyebarluaskan berita tersebut.

“Saya tanya wajah kakak kenapa? Dijawab dipukul, tetapi sudah-sudah tak usah diperpanjang, tetapi saya pikir kalau dipukuli duh bahaya. Jadi saya coba ambil foto diam-diam tanpa sepengetahuan kakak, mana tahu ada orang ke sini saya (bisa) melapor ke polisi," katanya di muka sidang.

Nur sama sekali tidak memiliki firasat bahwa Ratna berbohong. Dia baru mengetahui semua kebohongan Ratna ketika aktivis HAM tersebut menggelar konferensi pers di rumahnya pada 3 Oktober 2019.

Dalam konferensi pers, Ratna mengaku bahwa wajah lebamnya bukan disebabkan penganiayaan, melainkan karena menjalani operasi sedot lemak.

"Setelah konpers, beliau tak mau keluar kamar, tetapi terus saya semangati. Walau kakak sudah bohong, tetapi sudah mengakuinya, enggak semua orang bisa seperti kakak. Kakak sudah nangis, jadi saya enggak tega lagi nanya-nanya," katanya.

Ratna mengaku depresi

Namun, jauh sebelum Ratna melakukan kebohonganya, Nur memang sudah melihat ada perbedaan dari diri Ratna. Nur mengatakan, Ratna kerap membeli obat antidepresan karena kerap merasa depresi.

"Saya tahu nota belanjanya, bon-bon beliau ada ke dokter-dokter, dia rutin membeli obat antidepresan atas resep dokter Pidi (dokter kejiwaan)," jelasnya.

Menurut Nur, Ratna selalu terlihat stres karena memikirkan sesuatu. Emosinya pun labil dan sesekali berkata ingin bunuh diri. Kondisi itu sudah terjadi jauh sebelum Ratna melakukan oeprasi plastik.

"Dia enggak stabil, kalau lagi ngobrol-ngobrol kakak (Ratna) suka bilang mau bunuh diri, masalahnya berbeda-beda," ujar Nur.

"Kalau nanti sudah tenang dia nyamperin, dia peluk kita. Dia emang suka begitu abis marah kalau udah tenang peluk, minta maaf," tambahnya.

Usai keduanya bersaksi, Ratna menerima kesaksia tersebut. Dia melihat saksi sudah bicara sesuai fakta, termasuk soal Ratna mengidap depresi.

Usai sidang, Ratna sempat ditanyai awak media terkait depresi yang dialaminya.

"Ya saya memang depresi. Seperti yang dikatakan dia (saksi Nur Cahaya)," terang Ratna.

Dirinya sempat ditanya wartwan terkait penyebab depresi itu. Namun Ratna enggan menjawab dan langsung di giring petugas Kejasaan untuk masuk ke mobil tahanan.

Atas kebohongan yang Ratna buat, Ratna didakwa dengan Pasal 14 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Hukum Pidana. Jaksa juga mendakwa Ratna dengan Pasal 28 Ayat (2) jo Pasal 45 A Ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/08/08200701/kesaksian-fahri-hamzah-dan-pengakuan-ratna-sarumpaet-alami-depresi

Terkini Lainnya

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke