Mitos yang dimaksud ialah keberadaan huruf N dalam undian permen karet bermerek Yosan.
Dendi berhasil menemukan huruf N yang selama inI diragukan keberadaannya boleh sebagian orang yang menikmati permen karet tersebut.
Ia kemudian menceritakan pengalamannya saat berhasil menemukan huruf N yang sudah dicari-cari banyak orang sejak puluhan tahun lalu.
Awalnya, kata Dendi, ia teringat untuk membeli permen tersebut saat tengah menikmati waktu senggangnya pada jam istirahat kantor dengan melihat-lihat situs belanja online.
"Waktu itu ada iklan, nah ini Yosan nih, wah zaman dulu gue suka makan, pengen ingat rasanya bagaimana, masih ada enggak sih? Manisnya saya sudah lupakan bagaimana, coba deh beli," kata Dendi saat ditemui Kompas.com di kantornya di Grand Slipi Tower beberapa hari lalu.
Tak tanggung-tanggung, ia langsung membeli dua dus permen karet tersebut yang masing-masingnya berisi 60 permen. Ia membeli permen tersebut dengan harga Rp 19.000 per dusnya.
Rasa rindu terhadap permen masa kecilnya tersebut kemudian terpecahkan saat dua dus permen yosan itu sampai di kantornya.
Ia kemudian membuka permen tersebut untuk dikonsumsi. Namun, kala itu ia sama sekali tak berpikir kembali mengumpulkan rangkaian huruf Y-O-S-A-N mengingat sulitnya mencari huruf N.
Dendi juga membagi-bagikan permen Yosan yang dibelinya itu kepada teman-teman kantor untuk sama-sama bernostalgia.
Bungkusan itu tampak diberi stempel berwarna biru dan dibubuhi tanda tangan. Di sana juga tertulis bahwa ia mendapatkan sebuah sepeda.
Ia kemudian mengumpulkan huruf-huruf lain yang tak begitu sulit ditemui.
"Saya penasaran saya coba kan ngumpulin semua huruf selain huruf N, setelah semua lengkap huruf Y-O-S-A-N nya lengkap saya kirim pos," kata dia.
Menunggu kabar
Dua pekan berselang, ia tak kunjung dihubungi oleh perusahaan yang memproduksi permen tersebut.
Ia sempat mengira bahwa undian itu sudah tak berlaku lagi mengingat undian rangkaian hutuf tersebut sudah ada sejak puluhan tahun lalu.
Namun, rasa penasaran justru menghantuinya. Dendi lalu mencari akun media sosial perusahan pembuat permen karet tersebut.
Ia akhirnya berhasil menemukan akun Instagram perusahaan tersebut, yakni @yosan_permen_karetku.
Lalu, Dendi mengirim pesan singkat melalui akun tersebut tetapi tak kunjung mendapat balasan.
Kemudian ia mendapati situs web dari perusahaan yang memproduksi permen itu dan mendapat alamat email dari perusahaan.
"Saya itu masih penasaran, masih ada enggak sih? Kalau enggak ada ya sudah dikonfirmasi saja. Ternyata, enggak lama setelah saya email, besoknya saya ditelepon, ternyata masih bisa dan dijanjikan mau dikirim hadiahnya," kata Dendi.
Selang tiga hari kemudian, tepatnya 28 April 2019, manajer dari Permen Yosan mendatangi rumahnya dengan membawa sebuah sepeda berwarna biru.
Manajer dari permen karet Yosan itu kemudian mengatakan bahwa Dendi merupakan orang yang beruntung karena baru ada empat orang yang berhasil mendapatkan sepeda dari sejak undian itu ada.
Ia lantas membagikannya cerita keberuntungannya mendapatkan huruf N yang selama ini dianggapnya sebagai mitos itu ke laman Facebook miliknya.
"Pas info itu saya share di Facebook temen-temen yang seangkatan saya nih yang sama sekolah dulu pada kaget 'Kok elu bisa dapet sih?' inilah enggak tahu ya namanya rezekilah, baru dapat sekarang," ujar Dendi.
Setelah mendapatkan hadiah tersebut, Dendi mengaku anaknya jadi sering meminta untuk dibelikan permen Yosan.
Namun, mengingat jajanan jadul tersebut sudah cukup sulit ditemui, ia pun membeli permen itu secara online.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/12/15274761/cerita-dendi-patahkan-mitos-huruf-n-permen-yosan-berawal-dari-nostalgia