Salin Artikel

Saat Porter Stasiun Turut Berikan Penghormatan kepada Pemudik...

Saat KA Majapahit berangkat pukul 17.00 WIB, mereka kompak menyilangkan tangan kanan di dada, sekilas mirip pemain sepak bola waktu menyanyikan lagu kebangsaan negaranya.

Ketika kereta sudah tak tampak di depan mata mereka, adegan itu usai.

Rupanya, adegan ini merupakan bentuk penghormatan kepada para penumpang kereta api yang akan meninggalkan stasiun.

"Sebagai insan kereta api, sebagai penyedia jasa artinya kita melayani, mengucapkan terima kasih kepada para penumpang. Itu ibarat bentuk penghormatan dan terima kasih kami pada pelanggan," ujar Executive Vice President PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 1 Dadan Rusdiansyah kepada Kompas.com, Sabtu (8/6/2019) sore.

Penghormatan sejumlah pegawai stasiun di area peron kepada penumpang kereta api banyak diperbincangkan akhir-akhir ini.

Beberapa dokumentasinya tersebar di media sosial. Wajar jika hal ini menyita perhatian karena "ritual" ini terbilang baru.

"Mulainya tahun 2018. Itu pertama kita di Daop (daerah operasi) 1 Jakarta. Karena diapresiasi oleh masyarakat, akhirnya diadopsi KAI Pusat jadi berlaku untuk seluruh daerah, hanya di stasiun pemberangkatan awal," ucap Dadan.

Menariknya, kata Dadan, penghormatan ini tidak wajib, bahkan untuk pegawai PT KAI.

"Kami sebetulnya tidak ada paksaan dan sanksi, karena itu harus keluar dari sanubari kita. Pegawai pun tidak disanksi (jika tidak melakukan)," kata dia.

Walau begitu, para petugas stasiun yang berada di peron tetap melakukan penghormatan tersebut saban kereta api "melepas sauh", termasuk juga para porter dan petugas kebersihan stasiun yang meruapakn pegawai outsource.

"Kereta api adalah hidup saya"

Sukardi (60) merupakan seorang porter Stasiun Pasar Senen. Sabtu sore itu, Sukardi turut berjajar bersama pegawai stasiun lainnya dalam rangka melepas KA Majapahit dengan penghormatan.

"Itu cuma, ya, tanda terima kasih kita-kita semua saja. Atas jasa ini lho, sudah pakai jasa kita bawa barang," ucap Sukardi kepada Kompas.com.

Menurut Sukardi, semua rekannya sesama porter juga menyimpan perasaan serupa.

"Ini (penghormatan) mah dari kita-kita sendiri semua teman-teman porter. Dari kita memang ingin berterima kasih, karena ini kan ekonomi kita dari penumpang. Istilahnya begitu," ujar pria asal Klaten, Yogyakarta itu.

Begitu pula Syamsul, seorang porter lain di Stasiun Pasar Senen. Dia melakukan hal itu karena merasa terdorong untuk berterima kasih pada para penumpang.

"Memang kita bukan (pegawai PT KAI), tetapi kita tetap bantu kereta api, bantu-bantu sampai pembersihan di rel-rel juga. Ini juga terdorong namanya juga, bantuin KAI menghormati penumpang yang sudah pakai jasanya," ujar Syamsul.

Senada dengan Sukardi, Syamsul merasa bahwa ia perlu berterima kasih pada penumpang kereta api yang secara tidak langsung telah menghidupi dia dan keluarganya.

Sukardi menyebut, para porter telah memiliki "jatah" kereta untuk dihormati.

Karena, pada dasarnya, adegan ini merupakan simbolisasi terima kasih pada penumpang kereta api secara umum, bukan sebatas pada penumpang yang telah menggunakan jasanya.

"Semua yang baju oranye ini sudah bagi-bagi, saya kereta ini, kamu kereta ini. Ini penghormatan saja ke penumpang banyak," kata Sukardi.

"Kita semua berusaha menghargai penumpang dan membuat mereka merasa dihargai. Wong kereta api adalah hidup saya, kok," ucap dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/06/08/22275931/saat-porter-stasiun-turut-berikan-penghormatan-kepada-pemudik

Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke