Salin Artikel

Pendaftar PPDB di SMAN 1 Depok Membeludak, Ini Kata Panitia

"Ini di luar dugaan membeludaknya. Ini dikarenakan ada yang menginfokan zonasi itu siapa yang datang cepat dia yang diterima padahal keterima tidaknya dilihat dari jarak rumah ke sekolah," ujar Subejo saat ditemui di SMAN 1.

Ia bercerita, awal pendaftaran PPDB, SMA ini sudah didatangi banyak orang dari pukul 02.00 WIB untuk mengambil nomor antrean. Bahkan, ada yang menitip diambilkan nomor antrean.

Menurut Subejo, pendaftar yang membeludak hari ini juga menjadi kendala bagi panitia. Sebab, panitia PPDB SMAN 1 Depok pun terbatas.

"Harusnya satu orang bisa melayani 10 hingga 11 menit per satu orang, seandainya ada 500 pendaftar yang datang hari ini tidak mungkin diterima semua," ujar dia.

Pada pukul 13.00 WIB, pendaftar hari ini sudah 250 orang. Padahal, hari ini pendaftar dibatasi untuk 300 orang sampai jam 15.00 WIB.

"Padahal jumlah kuota untuk zonasi murni 55 persen, 20 persen penerimaan siswa kurang mampu, 15 persen zonasi kombinasi (NEM dan zonasi), 5 pesen prestasi, dan 5 persen perindahan," ucap dia.

Ia berharap, orangtua yang belum melakukan verifikasi hari ini dapat datang kembali esok hari.

"Yang belum antrean hari ini bisa besok lagi dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB. Tidak ada itu nomor antre, semua datang langsung mengantre di pos satpam," kata Subejo.

Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB) tingkat SMA dan SMK Negeri se Jawa Barat dibuka Senin (17/6/2019). Pada hari pertama pendaftaran, kepadatan terjadi di beberapa SMA negeri di Depok. 

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/06/17/14015191/pendaftar-ppdb-di-sman-1-depok-membeludak-ini-kata-panitia

Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke