Hal ini untuk mencegah perampokan di toko emas terulang kembali.
"Teralis atau penghalang itu dapat menyulitkan atau memperlambat pelaku kejahatan dalam melakukan aksinya," kata Sabilul saat mendatangi Toko Emas Permata, Tangerang, Senin (17/6/2019).
Pemasangan teralis, lanjut dia, merupakan bagian dari teori mempersulit pelaku kejahatan dalam menjalankan aksinya.
"Teralis juga memungkinkan pegawai untuk dapat melakukan beberapa hal penyelamatan karena akses pelaku terhalang pembatas itu," ujarnya.
Menurut Sabilul, Toko Emas Permata Balaraja yang dirampok beberapa waktu lalu, belum dipasang teralis.
Ketiadaan teralis di toko emas itu memudahkan pelaku melancarkan aksinya.
Namun, ketiadaan teralis belum bisa disimpulkan menjadi penyebab utama perampokan toko emas tersebut.
"Ada faktor lain yang masih harus kami gali informasinya," ujar Sabilul.
Sebelumnya, dua perampok bersenjata api dan samurai beraksi di Toko Emas Permata di Kampung Cariu, Desa Talagasari, Kecamatan Balajara, Kabupaten Tangerang, Sabtu (15/6/2019).
Dua tersangka yang menggunakan jaket, topi dan masker tersebut merampok perhiasan seberat 6 kilogram senilai Rp 1,6 miliar. Aksi penjahat itu terekam CCTV.
Warga setempat dan karyawan toko sempat melempari batu ke arah Avanza milik tersangka. Akibatnya, kaca belakang mobil tersangka pecah.
Saat ini, polisi masih melakukan pengejaran di berbagai wilayah. Namun, polisi sudah mengantongi identitas tersangka.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/06/17/19265291/pasca-perampokan-di-toko-emas-polisi-imbau-pemilik-pasang-teralis