Salin Artikel

Rutin Dibersihkan, dari Mana Datangnya Sampah di Kali Tegal Amba?

Kali itu melintasi tiga kelurahan, yakni Kelurahan Pondok Bambu, Duren Sawit, dan Klender. Saat ini airnya surut. Lumpur hitam tebal dan tanaman liar terlihat jelas dasar kali.

Bau tak sedap pun tercium dari kali tersebut. Di kiri dan kanan bantaran kali penuh sesak permukiman warga.

Titi, warga RW 01, Kelurahan Pondok Bambu mengatakan, kondisi Kali Tegal Amba yang kering dan selalu dipenuhi sampah sudah berlangsung lama. Saat musim hujan pun, hanya sedikit air yang mengalir di kali tersebut.

"Kemarin dibersihin sampahnya tapi ada lagi, ada lagi. Saya juga enggak tahu dari mana asal sampahnya. Kalau kalinya emang begini, ga banyak airnya, kering, kalau hujan sih ada (air) cuma ga banyak jadinya bau," kata Titi, Selasa (9/7/2019) kemarin.

Titi yang tinggal tak jauh dari kali menambahkan, dirinya kerap terganggu dengan banyaknya nyamuk yang muncul dari kali yang kotor dan penuh sampah itu.

Menurut dia, nyamuk muncul  menjelang malam. Hal itu sangat mengganggu dirinya dan keluarganya untuk beristirahat.

"Magrib tuh nyamuk banyak, benar-benar banyak, saya enggak bohong. Kalau kami semprot (nyamuk) sampai benar-benar bisa kita bikin peyek di bawahnya. Semprotan kaleng itu paling seminggu habis," ujar Titi.

Sampah dari warga

Kepala Satuan Pelaksana UPK Badan Air Jakarta Timur Leo Tantino mengatakan, dirinya menduga sampah berasal dari warga yang tinggal di bantaran kali. Soalnya, kali tersebut buntu dan putus sehingga tidak ada aliran air kali lain yang masuk ke kali itu.

Leo mengatakan, pihaknya sudah tiap hari menugaskan petugas UPK Badan Air untuk membersihkan sampah di kali itu. Namun sampah selalu muncul.

"Kondisi Kali Tegal Amba sudah lama seperti itu dan asalnya dari warga yang mungkin perlu penyadaran pola pikirnya untuk tidak buang sampah sembarangan," ujar Leo.

Leo menjelaskan, petugas UPK Badan Air kesulitan ketika harus membersihkan Kali Tegal Amba yang dipenuhi sampah dan lumpur tebal. Menurut Leo, perlu alat berat untuk mengangkut lumpur hitam di dasar kali tersebut.

"PJLP selalu membersihkan terus tapi perlu keterlibatan (Sudin) SDA untuk pengerukan lumpur yang sudah pekat. Nanti akan rapatkan dan bicarakan dengan SDA," ujar Leo.

Dia mengimbau warga yang tinggal di dekat Kali Tegal Amba agar senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah ke kali.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/10/09474911/rutin-dibersihkan-dari-mana-datangnya-sampah-di-kali-tegal-amba

Terkini Lainnya

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke