"Ini baru ide untuk menghibur orang Depok khususnya pada Sabtu dan Minggu yang kena macet,” kata Wali kota Depok, Mohammad Idris, di Balai Kota Depok, Jumat (12/7/2019) kemarin.
Warga pun mempertanyakan ide tersebut. Desi, warga Jalan Samiaji mengaku heran kenapa ide tersebut dimunculkan Pemkot Depok.
"Kalau dipasang lagu nggak efektif deh kayaknya. Masalahnya tuh di lampu merah aja banyak orang ngamen bahkan kadang suka ada badut, sama saja memutus kerja dia kalo kayak gitu," ujar Desi, Sabtu (13/7/2019).
"Lebih baik, tanam pohon pohon dekat lampu merah agar pengendara motor tidak kepanasan," tambah dia.
Begitu juga dengan Daniel Siburian. Pria yang tinggal di kawasan Sukatani ini menilai, ide itu tentu tidak akan mengurangi kemacetan.
"Itu mah bukan solusi (kurangi macet), Kenapa ya nggak dibikin pembatasan tahun kendaraan. Misalnya, yang boleh beroperasi minimal 10 tahun. Jadi yang beroperasi kendaraan tahun 2009 keatas," ucap dia.
Sementara itu, Satrio Aryo, warga yang tinggal di Kelapa Dua itu mengapresiasi niat pemerintah untuk mengurangi stres ketika macet.
Namun, menurut dia, Pemkot harus menjalankan solusi konkret untuk mengurangi kemacetan. Dia mencontohkan program Ganjil Genap yang diterapkan di Jakarta.
"Bukan itu solusi terbaik untuk menyelesaikan kemacetan yang terjadi di Kota depok. Seharusnya Wali Kota bisa mencari ide lebih baik untuk menangani kemacetan di Depok seperti menerapkan sistem ganjil genap," ucap dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/13/18510601/pemkot-depok-diminta-atasi-kemacetan-bukan-putar-lagu-di-lampu-merah