Karya seni berbiaya Rp 550 juta tersebut hanya bertahan 11 bulan dari waktu pemasangannya, yaitu 16 Agustus 2018.
"Yang pertama mubazir, yang kedua dulu kan pernah kami pertanyakan katanya tahan lama. Karena ada dia punya alat untuk membuat bambu tahan lama gitu lho. Itu awal yang kami dengar seperti itu," kata Gembong, Kamis (18/7/2019).
Gembong mengatakan, DPRD sempat mengapresiasi pembangunan instalasi bambu itu. Namun, faktanya pembangunan tersebut tak lagi berguna.
Ia mengingatkan Pemprov DKI Jakarta agar lebih hati-hati dalam menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
"Sudah pasti, itu harus hati-hati kan duit rakyat tidak sedikit. Bahwa saat itu kami berikan apresiasi kepada gubernur untuk menghidupkan kreativitas seni untuk ditampilkan di DKI Jakarta ya, tapi harus proporsional," kata dia.
Jika nanti Pemprov ingin menampilkan karya seni, ia meminta Pemprov DKI Jakarta memilih seni yang lebih tahan lama.
"Jadi karena seniman perlu diapresiasi diberikan ruang juga. Cuma dalam pemilihan konten faktor utama bagi Pak Gubernur untuk bisa menampilkan ya betul-betul baik itu saja," kata dia.
Instalasi bambu di Bundaran HI itu dibongkar pada Rabu malam. Instalasi itu diresmikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 16 Agustus tahun lalu dan merupakan hasil karya seniman Joko Avianto.
Saat itu Anies menyampaikan keinginannya untuk membuat sebuah karya seni dari material khas Indonesia dalam rangka menyambut perhelatan Asian Games 2018.
Biaya pembuatan serta pemasangan instalasi seni bambu tersebut menelan biaya hingga Rp 550 juta.
"Biaya Rp 550-an juta kemudian dikonsorsium oleh 10 BUMD kalau enggak salah," kata Anies saat itu.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/18/14424701/anggota-dprd-dki-heran-instalasi-bambu-di-bundaran-hi-dibongkar