Salin Artikel

Berkenalan dengan Hajaka, Komunitas yang Bangga dengan Handphone Jadulnya...

JAKARTA, KOMPAS.com - Matahari bersinar terang pada siang itu. Suasana di Taman Honda, Jalan Tebet Timur Raya, Tebet, Jakarta Selatan tampak ramai.

Taman ini memang menjadi lokasi berkumpul banyak orang. Baik bagi para keluarga yang datang untuk menikmati udara segar dari pepohonan yang rindang hingga tempat nongkrong berbagai komunitas.

Ketika memasuki taman ini Kompas.com langsung mencari satu komunitas yang sering berkumpul atau kopdar di Taman Honda.

Tak sulit mencarinya, karena dari jarak 50 meter sudah terlihat banner tinggi yang bertuliskan "Kopdar Komunitas HAJAKA".

Ya, Kompas.com memang sengaja ingin menemui komunitas unik ini. Hajaka sendiri merupakan singkatan dari Hp Jadul Jakarta.

Dari namanya sudah pasti langsung terlintas di pikiran bahwa komunitas ini merupakan perkumpulan kolektor hp atau ponsel zaman dulu yang disingkat jadul.

Benar saja, di bawah banner tersebut sudah dijajarkan berbagai ponsel jadul dari Nokia 3310, Nokia Ngage, hingga Ericsson R310.

Kopdar ini pun terbilang sederhana, para anggota komunitas hanya perlu membawa ponsel jadulnya dan sisanya mereka hanya bercakap-cakap dengan santai sembari bertukar informasi mengenai ponsel jadul.

Sesekali mereka menyeruput kopi maupun minuman jahe merah juga gorengan yang sudah dibeli.

Berawal dari Jembatan Item

Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar atau tahu mengenai Jembatan Hitam (Item) yang terletak di Jatinegara, Jakarta Timur.

Jembatan Item memang dikenal sebagai surganya barang-barang bekas atau barang loakan.

Dari sana pula beberapa anggota komunitas bertemu karena senang berburu dan mencari ponsel jadul.

"Itu lah pusatnya dulu HAJAKA berdiri, makanya dulu basecamp-nya di Jembatan Item. Kayak saya dan beberapa orang itu ada gerai di situ. Hunting sekaligus ngumpul jual beli juga, konsultasi," ucap Ketua Komunitas Hajaka, Masato kepada Kompas.com, Minggu (14/7/2019).

Terbentuknya komunitas ini pun secara spontan lantaran salah satu anggotanya Wisnu saat itu sengajar mengikuti kopdar komunitas hp jadul di Bogor.

Sebuah ide pun langsung terlintas di pikiran Wisnu yakni membuat komunitas sendiri bagi penggemar hp jadul Jakarta.

"Waktu itu tahun 2015 saya pulang dari sana (Bogor) mikir kok Jakarta belum ada. Ya sudah langsung bikin," tutur Wisnu.

Akhirnya pada 7 Juni 2015, komunitas ini resmi terbentuk dengan jumlah anggota yang sudah mencapai ratusan.

Hingga empat tahun terbentuk, mereka rutin melakukan kopdar minimal satu kali dan sebulan.

Untuk tempat tak ditentukan namun pada saat ini Hajaka sering menggelar pertemuan di Taman Honda, Tebet.

Ajang "pamer" hingga jual beli

Para anggota komunitas tidak semuanya hanya menjadi kolektor. Masato menyebut, agar HP jadul tidak punah dimakan zaman, maka sesama anggota pun saling melakukan transaksi jual beli.

"Ya untuk melestarikan kita pun harus jual beli. Ada yang pemain murni yang jual beli, ada yang kolektor, ada cuma ikut enggak punya juga enggak apa-apa cuma lihat-lihat," kata dia.

Saat kopdar memang menjadi ajang bagi para anggota untuk menunjukkan koleksinya masing-masing.

Seperti yang dilakukan oleh salah satu anggota komunitas yang akrab disapa Sohib. Sedari awal Ia meletakkan ponsel jadulnya dengan merek Nokia 5110 di atas tas.

Rupanya hal ini sengaja Ia lakukan untuk menunjukkan ponsel miliknya yang masih lengkap dengan segel resmi keluaran tahun 1998.

"Kalau lagi ngumpul memang suka ada aja yang pamer, kalau ini dari segelnya karena segelnya original dari pertama. Belum pernah dibongkar diperbaiki. Dari segel saja suka menunjukan kelas," ujar Sohib.

Selain itu, para anggota pun bertukar informasi mengenai ponsel jadulnya maupun membicarakan masalah apa saja yang dialami ponselnya.

Karena menjadi kolektor, tentu saja para masing-masing anggota mempunyai HP atau ponsel jadul dengan jumlah yang banyak.

Seperti salah satu anggota Ibrahim yang mempunyai koleksi hingga 70 HP jadul.

"Enggak terhitung. Saya jujur ada 60 sampai 70 itu yang normal kalau dibawa repot. Kadang beli terus taruh di rumah saja karena memang suka," ungkapnya.

Lain halnya dengan Erik, dalam pertemuan itu Ia sempat membawa hingga 15 HP jadul.

"Ini yang saya bawa hari ini 15, kalau di rumah lebih banyak lagi. Kita ini penggemar HP jadul kebanyakan HP-nya malah enggak kita pakai cuma simpan saja," kata dia.

Menjual "history"

Seperti diketahui, adanya komunitas ini bukan hanya sebagai ajang kumpul para kolektor tetapi juga jual beli.

Masato menuturkan, ajang jual beli kerap terjadi tanpa ditentukan. Namun paling sering dilakukan adalah di grup facebook HAJAKA (HP Jadul Jakarta).

HP jadul pun dijual dengan harga bervariasi tergantung merk, tahun rilis, dan masa pakainya.

Semakin langka, maka harga pun akan semakin tinggi. Hal ini kadang membuat masyarakat awam berpikir bahwa HP jadul lebih mahal dari HP rilisan terbaru.

Padahal menurut Masato, kebanyakan dari mereka membeli HP jadul karena history atau kenangan.

"Kadang kita kalau sama user pembeli walaupun bukan hobi ya mereka beranggapan HP jadul Rp 1,8 juta atau Rp 2 juta ke atas itu kemahalan dibandingkan beli android. Kita jual harga mahal, kita jual history. Makanya kan orang beli karena kenangan di HP," tutur Masato.

Ia pun menyebut hobi tak bisa dinilai dari uang yang dikeluarkan. Bahkan tak jarang anggota komunitas bahkan membeli hp jadul dalam keadaan yang sudah tak bisa menyala.

"Nilainya dari kepuasan, bisa memiliki, karena sudah senang nilai itu masalah lain lagi. Meski pun HP-nya mati kalau sudah suka tetap beli," ujar dia.

Istilah lucu dan langka

Hajaka sendiri mereka seringkali menggunakan istilah-istilah lucu dan langka. Istilah-istilah ini memang terkenal di kalangan pecinta HP jadul.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/22/07312401/berkenalan-dengan-hajaka-komunitas-yang-bangga-dengan-handphone-jadulnya

Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke