Salin Artikel

Empat Kasus Kekerasan yang Pernah Dialami Anggota Paskibraka

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang anggota Paskibraka asal Tangerang Selatan, Aurellia Quratu Aini, meninggal dunia pada Kamis (1/8/2019) karena diduga dianiaya senior.

Peristiwa ini bukanlah kasus pertama kekerasan terhadap anggota Paskibraka. Hal serupa pernah terjadi beberapa tahun lalu.

Berikut ini adalah beberapa kasus penganiayaan yang pernah terjadi terhadap anggota Paskibraka. 

Penganiayaan Dayang Cantika

Pada 2011, seorang siswi bernama Dayang Cantika dianiaya para senior Paskibraka di sekolahnya. Penganiayaan tersebut terjadi saat pelantikan yang berlangsung hingga dini hari. 

Menurut pengakuan gadis yang akrab disapa Cika ini, ia dan sesama anggota Paskibraka lainnya dipaksa untuk melakukan berbagai aktivitas fisik secara berlebihan, seperti merayap, masuk comberan, dan push up 100 kali.

Selain itu, tubuhnya juga diinjak-injak dan ulu hatinya dipukuli. Tidak hanya para senior, komandan pelatih juga ikut menempeleng Cika. 

Saat peristiwa itu terjadi, Cika baru berusia 15 tahun.

Kasus pelecehan di Cibubur

Seorang anggota Paskibraka DKI Jakarta angkatan 2010 pada masa Orientasi Kepaskibraan di Cibubur dilecehkan oleh senior yang terdiri dari dua perempuan dan dua laki-laki.

Pelecehan terjadi saat para calon anggota Paskibraka diharuskan melakukan push up dingin, yaitu push up bertumpuk tanpa busana.

Para senior juga menginstruksikan para calon putri untuk jalan cepat dengan hanya mengenakan handuk dan melakukan kekerasan fisik terhadap tiga anggota yunior.

Selain calon anggota putri, calon anggota putra juga mengalami kekerasan serupa.

Pelecehan 14 anggota Paskibraka putra dan putri

Sebanyak 14 anggota Paskibraka DKI Jakarta tahun 2010 mengalami pelecehan dan kekerasan. Pelecehan tersebut dilakukan oleh pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta, pengurus Purna Paskibra Indonesia (PPI), dan tiga anggota Paskibraka senior.

Para anggota saat itu diharuskan untuk berlari dalam keadaan tanpa busana selama sepuluh detik dari kamar tidur menuju kamar mandi. 

Kasus tersebut pada akhirnya terungkap setelah anggota Paskibraka putri diduga mengalami kekerasan dan pelecehan seksual dari seniornya.

Pelatih Paskibraka cabuli empat siswi

Seorang guru honorer sekaligus pelatih Paskibraka di sebuah sekolah dasar di kawasan Cengkareng melakukan kekerasan seksual terhadap empat siswi. Para siswi diajak berlatih Paskibraka lalu melakukan tes kesehatan di bawah tangga.

Namun, tes kesehatan yang sebenarnya tidak pernah dilakukan. Pelaku justru membuka rok seragam sekolah siswi dan melakukan kekerasan seksual. 

Peristiwa ini diketahui oleh salah satu guru di sekolah tersebut. Pelaku pun diancam hukuman penjara 15 tahun. 

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/02/17400431/empat-kasus-kekerasan-yang-pernah-dialami-anggota-paskibraka

Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke