Salin Artikel

Alarm Itu Sudah Dibunyikan Green Religion Sejak 12 Tahun Lalu

PADA 1975, untuk kali pertama ilmuwan Wallace Smith Broecker memopulerkan istilah global warming atau pemanasan global lewat sebuah artikel.

Namun, kala itu banyak yang tidak memahami apa yang menjadi dasar kekhawatiran Broecker. Padahal isunya jelas, yakni kenaikan tingkat karbon dioksida pada atmosfer yang akan menyebabkan pemanasan secara global.

Setelah 37 tahun berlalu, keresahan yang sama mengusik sutradara Adi Putra. Pada 2007 lalu, di ajang Think Act Change, Adi menumpahkan buah pikirannya melalui film pendek berjudul Green Religion.

Bersama penata gambar Ade Kurniadhi, sutradara kelahiran Jakarta 6 Oktober 1989 itu mengemas cerita global warming yang berdurasi 14 menit dengan pendekatan keagamaan.

"Nature is damaged, where is religion," demikian pesan yang tertulis dalam film dokumenter tersebut.

Adi kemudian menjabarkan maksud pesan tersebut melalui cuplikan wawancara yang ia lakukan dengan seorang pendakwah Islam, Ustaz Jefri Al Buchori (almarhum), tentang firman Tuhan yang berbunyi, "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia."

Wajar saja kalau pria, yang pernah mewakili Indonesia di karpet merah berkat film pendek karyanya berjudul Adam dan diputar Festival Film Internasional Cannes ke-65 tahun 2012 di Palais des Festival, Cannes, Perancis, tersebut mengangkat isu global warming dengan pendekatan keagamaan.

Toh kala itu, seperti diceritakannya dalam Green Religion, masyarakat Ibu Kota belum begitu melek akan perkara pemanasan global. Di sinilah alarm itu untuk kali pertama berbunyi!

Dalam petikan wawancara Adi dengan seorang pendeta bernama Ivan Tanatmadja, dijelaskan bahwa pada 2007 setidaknya para pengkhotbah sudah menyampaikan agar umatnya bisa berhemat energi, paling tidak mengurangi jumlah kendaraan dan pengunaannya.

"Kami (para pengkhotbah) mengimbau, 'Hei, hemat energi ya, satu rumah kalau bisa satu mobil saja'," kata Ivan dari Gereja Tiberias dalam Green Religion.

"Sekarang seberapa sih jemaat kita, enggak sampai 100.000, tapi taruhlah 150.000. Sekarang yang punya mobil taruh lah satu banding 10.000 sampai 15.000, enggak sebanding," imbuhnya.

Seperti diketahui, salah satu penyebab global warming adalah meningkatnya gas karbon monoksida dari kendaraan bermotor

Penyebab pemanasan global ini disebabkan oleh aktivitas manusia sendiri. Semakin padat penduduk di seluruh dunia dan populasi manusia terus bertamabah, maka jumlah kendaraan bermotor juga akan selalu berlipat ganda.

Efek kendaraan bermotor sangat berpengaruh bagi pemanasan global karena gas yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor adalah gas karbon monoksida yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Gas ini juga menyebabkan efek rumah kaca.

Jakarta kota dengan kualitas udara terburuk di dunia

Tak terasa sudah 12 tahun berlalu sejak kali pertama alarm Green Religion yang dirilis Adi meraung.

Kini, apa yang menjadi bahan obrolan sutradara sekaligus fotografer yang beken dengan akun Instagram @adipvtra dengan Ivan tentang hemat energi serta membatasi kendaraan mulai nyata dampaknya.

Karena itu, mari kita singgung soal Jakarta yang dinyatakan memiliki indeks kualitas udara terburuk di dunia.

Pada 16 Mei 2018, Sandiaga Uno pernah mengatakan bahwa Jakarta baru saja meraih prestasi yang tidak membanggakan soal kualitas udara.

"Per kemarin kita mendapatkan rekor nomor satu untuk hal yang tidak boleh diselebrasikan, yaitu indek kualitas udara terburuk di dunia," kata Sandiaga yang kala itu masih menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Sandiaga mengemukakan, dari data yang ia dapatkan sehari sebelumnya, Jakarta menempati posisi teratas dalam hal udara yang tidak baik untuk skala dunia.

"Jakarta nomor satu dalam hal yang tidak membanggakan per kemarin. Biasanya posisi teratas itu Bejing, Lahor, New Delhi, dan Daka," ujar dia.

Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan. Sebab, selain prakiraan cuaca yang saban hari mengisi konten berita pagi di portal berita, kini masyarakat mulai akrab dengan laporan yang dirilis situs penyedia data polusi udara, www.airvisual.com.

Kompas.com, misalnya, tiap pagi portal ini kerap menyapa pembaca dengan laporan kualitas udara yang dikutip dari www.airvisual.com.

Terbaru diberitakan, kualitas udara Kota Bekasi, Jawa Barat ternyata lebih buruk ketimbang Jakarta pada Kamis (15/8/2019) pagi.

Data AirVisual hingga pukul 08.00 WIB menyebut kualitas udara Jakarta ditandai dengan warna merah (tidak sehat), sedangkan Bekasi ungu (sangat tidak sehat).

Jakarta sendiri tercatat menempati urutan ketiga kota besar dunia dengan polusi udara terburuk dengan tingkat kualitas udara 157.

Jakarta ada di atas Chengdu dan Shanghai, Cina, serta di bawah Hanoi, Vietnam dan Kuwait City. Sementara itu, tingkat polusi udara Bekasi tembus angka 209.

Pengukuran AirVisual terhadap kualitas udara dilakukan menggunakan parameter PM (particulate matter) 2,5 alias pengukuran debu berukuran 2,5 mikron berstandar US AQI (air quality index).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan, ambang batas sehat konsentrasi PM 2,5 di sebuah kota tak dapat lebih dari 25 mikrogram per meter kubik dalam 24 jam.

Konsentrasi PM 2,5 Bekasi jauh melampaui ambang tersebut dengan torehan 159 mikrogram per meter kubik, jauh di atas Jakarta yang konsentrasi PM 2,5-nya "cuma" 66,6 mikrogram per meter kubik.

Dengan tingkat polusi seperti ini, kualitas udara di Jakarta dan Bekasi dapat mengakibatkan gangguan pada paru-paru dan jantung, terutama pada kelompok sensitif dengan risiko tinggi.

Karena itu diperlukan kebijakan kurangi polusi kendaraan untuk perbaiki kualitas udara Jakarta. Seperti yang pernah disampaikan Ivan dalam film pendek Green Religion.

"Makanya harus ada satu yang mencetuskan (kebijakan mengurangi polusi), nanti gereja mendukung saja," katanya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta seakan harus putar otak untuk menekan polusi udara di Ibu Kota. Sampai kini, jumlah kendaraan yang beredar di jalan raya masih dituding sebagai biang keladi penyebab meningkatnya gas karbon monoksida.

Atas dasar itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akhirnya melahirkan Instruksi Gubernur (Ingub) No 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Polusi Udara.

Dalam Ingub ini, solusi atasi polusi udara salah satunya disebutkan dengan cara perluasan sistem pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan nomor polisi ganjil dan genap.

Selain itu, dalam salah satu poin, Anies ingin agar kendaraan pribadi dibatasi usia penggunaannya hanya 10 tahun. Pembatasan usia bagi kendaraan pribadi ini diwacanakan berlaku pada 2025.

Namun, tampaknya poin ini kemudian disorot dan menjadi pro dan kontra.

Kembali memahami pesan "nature is damaged, where is religion", seperti yang disampaikan dalam film Green Religion karya sutradara yang baru saja dinobatkan sebagai peraih Icon Prestasi Pancasila 2019 dalam bidang seni kreatif.

Khusus nature is damaged atau yang berarti alam telah rusak, kita memahami bahwa polusi udara di Jakarta mengalami lonjakan lantaran tak ada lagi ekosistem yang mampu menekannya.

Maka, memulihkan alam dengan penanaman kembali pepohonan ciptaan-Nya dipercaya bakal ampuh untuk menurunkan polusi. Kerennya, upaya ini disebut sebagai go green.

Sebagai contoh konkret, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terus berupaya menekan tingkat polusi udara di Kota Pahlawan dengan membangun ruang terbuka hijau (RTH) dan terus menanam pohon mangrove.

Menurut Risma, upaya penanaman pohon terus-menerus juga sebagai penyeimbang dengan banyaknya kendaraan. Sebab saat ini, Surabaya merupakan kota terbesar dan dengan kepemilikan kendaraan terbanyak kedua setelah Jakarta.

"(Penghijauan) bukan soal bikin indah kota saja," tegas Risma.

Sebagai informasi Risma membangun 453 taman di seantero Surabaya. Dia menyebut taman dan pepohonan itu tak masalah bila harus membuat wajah Ibu Kota Jawa Timur itu bak hutan.

Yang penting, kata Risma, pepohonan dan taman tersebut bisa menjadi penyaring udara dari polusi jalanan dan lingkungan sehingga tak masuk ke permukiman.

"(Polusi) itu bahaya. Bisa pengaruhi kecerdasan anak," ungkap Risma.

Terus menyeru...

Film Green Religion yang dirilis Adi Putra kala usianya baru genap 18 tahun pada 2007 juga menyampaikan pesan yang tak kalah pentingnya mengenai peran pemuka agama untuk menekan dampak global warming.

"Seandainya para pemuka agama terus menyeru jutaan umatnya untuk sadar akan bahaya global warming...."

Pesan penting ini sengaja diakhir dengan tanda tanya yang dimaksudkan sebagai bahan renungan bersama.

"Bagaimana masa depan Bumi?"

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/21/11042311/alarm-itu-sudah-dibunyikan-green-religion-sejak-12-tahun-lalu

Terkini Lainnya

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: 'Ngaku' Masih Tinggal di Jakarta, Padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: 'Ngaku' Masih Tinggal di Jakarta, Padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke