Aksi Kamisan merupakan aksi dari para korban pelanggaran HAM dan aktivis yang digelar di depan Istana Merdeka setiap hari Kamis. Aksi ini menuntut penyelesaian kasus-kasus HAM yang belum terungkap.
Dari pantauan Kompas.com, massa aksi Kamisan mengenakan pakaian serba hitam. Massa juga menggunakan payung hitam yang bertuliskan tuntutan-tuntutan mereka.
Massa aksi Kamisan membawa sejumlah poster dan spanduk. Salah satu tulisannya yakni "#DukungPapua" dan "#KamiBersamaPapua".
Sebagian dari mereka menutupi wajahnya dengan memakai topeng monyet. Mereka juga menyalakan lilin.
Mereka berbaris menghadap ke Jalan Medan Merdeka Utara. Para mahasiswa Papua kemudian berbaur dengan massa aksi Kamisan.
Mereka bersama-sama melakukan aksi diam selama 15 menit.
"Kami satu barisan, satu tujuan. Kami akan memulai aksi diam. Suara kami melalui spanduk tulisan-tulisan yang ada," ujar seorang orator aksi Kamisan.
Orator meminta aparat polisi yang berjaga di pinggir Jalan Medan Merdeka Utara untuk minggir agar pengendara yang melintas bisa melihat tulisan-tulisan dalam poster dan spanduk yang mereka bawa.
Setelah menggelar aksi diam selama 15 menit, mereka berorasi bergantian.
"Hidup korban, jangan diam, lawan," teriak massa.
Aksi protes atas tindakan diskriminasi dan rasisme yang diterima mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya, Jawa Timur, terjadi di sejumlah titik di Papua dan Papua Barat.
Di Jayapura, Papua, aksi protes diikuti oleh ribuan orang yang melakukan long march dari Waena menuju Kantor Gubernur Papua. Aksi tersebut berlangsung tertib dan berakhir pada Senin petang.
Sementara di Manokwari dan Sorong, Papua Barat, aksi protes berakhir ricuh. Di Manokwari, kantor DPR Papua Barat dibakar massa, sedangkan di Sorong perusakan terjadi di Bandara DEO dan Lapas Sorong dibakar.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/22/17220661/gabung-dengan-mahasiswa-papua-massa-aksi-kamisan-pakai-topeng-monyet