Salin Artikel

Ridwan Saidi: Kerajaan Sriwijaya Fiktif Sudah Pernah Dibukukan

JAKARTA, KOMPAS.com - Budayawan Betawi Ridwan Saidi mengaku heran dengan viralnya ucapan dirinya belakangan ini yang menyebut bahwa Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan fiktif.

Ridwan mengatakan, hipotesis yang jadi sorotan setelah diunggah di kanal YouTube Macan Idealis tersebut sudah pernah ia sampaikan melalui buku karangannya.

"You klik saja e-book 'Rekonstruksi Sejarah Indonesia dan Kedatangan Islam'. Ada di e-book itu. Siapa saja yang datang ke rumah kan saya oke saja. Dia (YouTuber) ngobrol-ngobrol, terus tertarik Sriwijaya, Tarumanegara," ujar Ridwan ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (28/8/2019).

"Sudah lama saya memikirikan kejanggalan-kejangalannya, sehingga saya mendalami prasasti Kedukan Bukit. Ternyata mereka (arkeolog) salah bahasa," ia menambahkan.

Dikutip dari akses katalog daring Perpustakaan Nasional RI, buku "Rekonstruksi Sejarah Indonesia dan Kedatangan Islam" sudah diterbitkan beberapa kali.

Cetakan ketiganya yang dirilis Yayasan Renaissance pada 2016 lalu, tersimpan 3 jilid di gedung Perpustakaan Nasional.

Ridwan menuding para arkeolog salah menafsirkan prasasti-prasasti yang selama ini jadi rujukan soal jejak-jejak keberadaan Kerajaan Sriwijaya.

Ridwan menganggap, prasasti-prasasti tersebut diukir dalam bahasa Armenia dan sama sekali tak berbicara soal kerajaan.

Anggapan yang sama juga ia arahkan pada proses arkeologis pencarian jejak Kerajaan Tarumanegara. Dengan dalih kekeliruan bahasa, Ridwan Saidi juga menganggap tak ada bukti kuat mengenai keberadaan Kerajaan Tarumanegara. Hal ini pun ia sampaikan dalam video wawancaranya yang diunggah ke YouTube pada 23 Agustus 2019 lalu.

"Yang heboh kok Sriwijaya saja, enggak ada Tarumanagara yang saya bilang fiktif juga. Tarumanegara kan juga saya bilang fiktif," ujar pria 77 tahun itu.

Meski begitu, Ridwan ogah menyalahkan siapa pun soal merebaknya kasus ini dan mengapa hanya klaim bahwa Kerajaan Sriwijaya fiktif yang populer. Ia pun enggan bicara banyak menyangkut rencana pelaporannya ke polisi oleh Yayasan Tandi Pulau.

"Yang mau saya komentarin tentang materi perdebatan saja. Saya tetap akan penuhi panggilan (jika dipanggil) dan akan tetap bicara dalam konteks keilmuan," ia menjelaskan.

"Bicara kesejarahan, saya punya hak untuk mengatakan, dasar-dasar pemikiran sejarang yang dipakai selama ini bahwa Sriwijaya ada itu salah. Saya kan punya argumen," Ridwan menambahkan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/28/16305831/ridwan-saidi-kerajaan-sriwijaya-fiktif-sudah-pernah-dibukukan

Terkini Lainnya

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke