Salin Artikel

Gusur Warga Jakasetia Bekasi, Satpol PP dan Ormas Diduga Lakukan Kekerasan

BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi kembali melakukan penggusuran di atas lahan gusuran di RT002/RW017 dan RT003/RW002 Kampung Poncol Bulak, Jakasetia, Bekasi Selatan, Senin (2/9/2019).

Di lahan yang telah digusur pada 2016 lalu, berdiri beberapa posko, dapur, dan MCK pribadi yang dibangun warga terdampak.

Mereka tinggal di atas puing-puing bekas rumahnya karena tak memperoleh tanggung jawab apa pun dari Pemerintah Kota Bekasi dalam bentuk penggantian rumah tinggal.

Status tanah yang juga bukan milik pemerintah membuat mereka memilih tetap melawan, lantaran sudah tinggal di sana lebih dari 20 tahun.

"Betul (ada penggusuran di Jakasetia oleh Pemerintah Kota Bekasi). Kondisi di lapangan itu diinisiasi Satpol PP, camat, dan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air. Ada proyek Kementerian PUPR untuk memanfaatkan lahan tersebutuntuk akses jalan lanjutan. Kami diminta menjamin ketersediaan lahan," ujar Kepala Bidang Pengendalian Ruang Dinas Tata Ruang Kota Bekasi Azhari ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin sore.

Dalam penggusuran jilid II yang dilancarkan Senin petang, Pemerintah Kota Bekasi mengerahkan Satpol PP yang dibantu sejumlah ormas.

Belasan warga dan mahasiswa yang sehari-hari berdiam di sana kalah jauh secara jumlah. Bentrok fisik tak terelakkan, warga dan mahasiswa dikepung serta dipersekusi.

"Posisi kami barikade bareng warga sama kawan solidaritas, kami bertahan di posko dapur dan MCK. Ada ormas, karang taruna, Satpol PP. Tidak ada audiensi. Mereka bilang ada surat tugas tapi tidak bisa menunjukkan. Akhirnya backhoe masuk, posko besar digusur," ujar Ova (28) mahasiswa pendamping warga ketika ditemui Kompas.com di lokasi gusuran.

Pelipis Ova lebam dan bengkak. Ia mengaku, keadaan itu akibat dirinya dikeroyok belasan orang dengan aneka seragam. Ia diinjak, ditendang, hingga diseret dan dijambak. Pelipisnya dihantam balok.

Padahal, menurut dia, sejak awal mereka tak melawan sama sekali karena sadar kalah jumlah.

"Saya kena balok secara brutal. Mereka (polisi) seharusnya berpihak pada kami. Padahal mereka (ormas dan karang taruna) teriak, 'Mereka bukan warga, sikat saja, bunuh saja!'. Mereka sengaja menyasar kawan-kawan (mahasiswa)," aku Ova.

Ari (27), mahasiswa yang juga setia mendampingi warga gusuran, mengalami juga hal serupa. Ia tak ingat persis siapa yang memukul dirinya saking pukulan itu datang dari segala arah. Leher dan pundaknya tampak masih dihiasi ruam.

"Yang aku ingat, itu rambutku disundut rokok. Sengaja dia. Sampai terbakar rambutku," ujar Ari.

Bahkan, Sukiyati (66) seorang lansia yang terdampak gusuran pada 2016 lalu, juga kena bentrok fisik. Ketika gerombolan Satpol PP bersama ormas dan karang taruna merangsek ke posko warga, Sukiyati ada di belakang barikade mahasiswa.

"Mereka dorong Nenek juga, Nenek jatuh ngejengkang. Posisi sudah begini (telentang), terus berasa kaki nenek ditendang. Satpol PP juga (yang menendang)," cetus Sukiyati mengaku hampir 30 tahun tinggal di lahan itu sebelum rumahnya digilas alat berat 2016 lalu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/02/20263151/gusur-warga-jakasetia-bekasi-satpol-pp-dan-ormas-diduga-lakukan-kekerasan

Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke