Salin Artikel

Berbagai Reaksi Pelanggar Ganjil Genap, Coba Suap Petugas hingga Telepon Kerabat

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari pertama penerapan perluasan ganjil genap di 25 ruas jalan di Jakarta pada Senin (9/9/2019) kemari nyatanya belum banyak diketahui oleh pengendara.

Hal ini diketahui dengan banyaknya pengemudi roda empat yang terkena tilang oleh pihak berwajib karena melewati jalur ganjil genap yang tak sesuai pelat kendaraannya.

Meski demikian, ada saja hal menggelitik karena reaksi para pengendara yang ditilang.

Berikut Kompas.com merangkum reaksi para pengemudi kendaraan roda empat ketika ditilang:

1. Marahi petugas

Seorang pengendara mobil di Jalan Utan Kayu Raya, Jakarta Timur, tidak terima mobilnya dihentikan dan diminta memutar balik oleh petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta ketika hendak masuk Jalan Pramuka saat penerapan ganjil genap, Senin (9/9/2019).

Awalnya, pengendara bernama Syarifah, warga Bogor yang mengendarai mobil berpelat nomor B 172 OQ itu, dihentikan petugas dan diminta berputar balik agar tidak masuk zona ganjil genap di Jalan Pramuka.

Pasalnya, hari ini hanya mobil berpelat nomor ganjil yang diizinkan melintas. Namun, dirinya malah tidak terima dan memarahi petugas.

"Bukan masalah sosialisasi selama sebulan. Saya biasa melintas di sini sebulan terakhir tidak pernah distop. Ini persoalan komunikasi dua arah yang tidak baik," kata Syarifah.

Syarifah beralasan, dirinya tidak tahu adanya perluasan penerapan ganjil genap di Jalan Pramuka. Menurut dia, sosialisasi ganjil genap yang dilakukan selama satu bulan kurang cukup.

Setelah memarahi petugas, Syarifah menolak instruksi petugas dan tetap melanjutkan perjalanan ke Jalan Pramuka untuk menuju tempat kerjanya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

2. Coba suap petugas

Berbeda dengan Syarifah, seorang pelanggar aturan ganjil-genap di Jalan Gunung Sahari Raya, Jakarta Pusat, Senin (9/9/2019) pagi, mencoba menyuap polisi lalu lintas yang menilangnya.

Mobil dengan nomor polisi Jakarta itu dihentikan petugas pada pukul 09.30 WIB.

Ketika ditanya apakah pelanggar mengetahui kesalahannya, penumpang mobil tersebut malah menjawab, "Saya tahu, damai sajalah ya Pak."

Ia lalu menyodorkan uang dengan pecahan Rp 50.000 kepada petugas.

"Jangan Bu ya, nanti bayar untuk negara saja. Ambil di kejaksaan tanggal 20 ya, jangan kasih saya karena itu bukan hak saya. Nanti ibu masuk penjara," kata petugas kepada penumpang sembari mengambil STNK yang dipegang oleh pengendara.

Setelah pemberian surat tilang selesai, petugas mempersilakan mobil untuk melaju.

3. Bingung

Christi, pengendara yang melewati jalur yang ganjil genap di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat mengaku bingung.

Saat itu Rudi ditindak polisi di kawasan Salemba Raya, tepatnya di depan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

"Hallo selamat pagi, hari ini sudah perluasan ganjil genap. Kenapa masih melanggar?" ucap polisi yang berjaga.

"Iya pak saya baru tahu, saya kurang baca berita kayaknya," ujar Christi, pemilik mobil Marcedes Benz yang ditindak polisi.

Christi mengeluhkan banyaknya wilayah yang terkena perluasan ganjil genap itu.

"Aduh kok banyak ya perluasannya, saya bingung lewat mana lagi," katanya.

4. Tertawa karena ditilang di hari ulang tahun

Hal menarik lainnya adalah ketika seorang pengendara ditilang bertepatan dengan hari ulangnya.

Pengendara bernama Arif (42) terkena tilang saat memasuki wilayah ganjil genap di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan.

Rupanya, Arif ditilang tepat pada hari ulang tahunnya yang jatuh pada hari ini.

"Iya ini padahal hari ulang tahun saya, malah saya kena tilang," kata Arif sambil tertawa ketika ditanya awak media.

5. Telepon kerabat

Aksi menelepon kerabat ketika ditilang masih juga terjadi saat penindakan ganjil genap.

Pengemudi mobil city car yang terkena tilang di kawasan di Jalan Gunung Sahari, Pademangan, Jakarta Utara berusaha menghubungi kerabatnya ketika polisi menulis surat tilang.

"Enggak tahu tuh siapa yang ditelepon," kata polisi yang menilang pengemudi mobil tersebut.

Dengan menggunakan earphone, Intan berbincang-bincang dengan kerabatnya. Namun, tak begitu terdengar apa yang ia bicarakan.

Beberapa saat kemudian ponsel tersebut Intan berikan kepada polisi yang menilangnya. Polisi itu kemudian menjauh ke pinggir jalan berbincang-bincang dengan yang ditelepon.

Setelah selesai, polisi menyerahkan ponsel itu kepada Intan. Meski begitu, Intan tetap dikenai sanksi tilang.

"Enggak tahu (Jalan Gunung Sahari terkena ganjil genap), baru pertama kali lewat sini," ucapnya kepada wartawan.

Dengan membawa surat tilang berwarna biru itu, Intan pun meneruskan perjalanan menuju arah Ancol.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/10/08311611/berbagai-reaksi-pelanggar-ganjil-genap-coba-suap-petugas-hingga-telepon

Terkini Lainnya

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke