Inayatullah mengatakan, ratusan meja-kursi itu sudah diadakan sejak lama, tetapi tersebar di ragam sekolah yang dimerger Pemkot Bekasi.
"Bangku-bangku itu kita adakan 2019 ini, cuma agak lambat karena kita cari dulu dari hasil merger sekolah. Tidak (pakai) anggaran (baru), kita memanfaatkan yang sudah ada di sekolah," jelas pria yang akrab disapa Inay itu kepada wartawan, Senin (16/9/2019) siang.
"Semalam kita ambil langkah, ya sudah, kita percepat 24 jam. Sekarang mah tidak (pakai) anggaran. Kita memanfaatkan yang ada di sekolah, masing-masing kita sisir, kita manfaatkan dulu," lanjut dia.
Ia mengatakan, jajarannya memang sudah memperoleh anggaran untuk pengadaan mebel di sekolah-sekolah negeri.
Rencananya, mebel-mebel itu bakal bisa dipakai per Oktober 2019.
Selama menanti mebel yang baru datang, sambung Inay, SDN Pekayon Jaya 3 bakal memakai meja-kursi eks sekolah merger dulu.
"Jadi gini, kalau misal yang baru ada, sudah turun dikasih, yang lama dibalikin lagi kembali ke semula di tempat (sekolah) merger," kata Inay.
Sebelumnya, anggota Fraksi PDI-P DPRD Kota Bekasi Nico Godjang mempertanyakan proses pengadaan meja-kursi untuk SDN Pekayon Jaya 3 yang dinilai dadakan.
Kabar ketiadaan meja-kursi di 6 ruang kelas di sekolah tersebut memang baru mengemuka beberapa hari ke belakang.
Sedangkan pihak sekolah mengaku sudah kerap melaporkan keadaan itu ke Pemkot Bekasi, namun kurang direspons positif.
Selama hampir 2 tahun, para murid terpaksa belajar berlesehan atau sekadar membawa meja gambar ke kelas.
Kursi dan meja akhirnya datang pada Minggu kemarin. Pantauan Kompas.com di lokasi pada Senin siang, ruangan kelas 6A, 6B, 5B, 2A, 2B, dan 1B yang mulanya tidak terdapat meja-kursi kini sudah terisi penuh.
Meja-kursi yang baru datang itu berbeda-beda tiap kelas, namun sama-sama terbuat dari berangka besi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/16/15112311/klarifikasi-pemkot-bekasi-soal-pengadaan-dadakan-meja-kursi-untuk-sdn