Salin Artikel

Pencari Suaka yang Kembali Terlunta-lunta di Trotoar Kebon Sirih

JAKARTA, KOMPAS.com - Perjuangan hidup para pencari suaka di Jakarta terus berlanjut.

Setelah tak lagi tinggal Gedung Eks Kodam di Kalideres, Jakarta Barat, mereka kembali menempati trotoar di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Seperti biasanya, trotoar yang ditempati berada tak jauh dari kantor Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).

Mereka tidur di trotoar halaman Kebon Sirih dengan hanya berbekal tenda dan alas tidur sederhana.

Tak lagi diberikan bantuan makanan

Seorang pencari suaka asal Afganistan, Mirza Hussain Sherzad (24) mengaku sudah sejak tanggal 4 September ini dia berada di Jalan Kebon Sirih bersama pencari suaka lainnya.

Mirza bersama puluhan pengungsi lainnya mengungkapkan alasannya kembali, yaitu karena  sudah tidak mendapatkan pasokan makanan dan minuman.

"Karena UNHCR berhenti memberikan kami makanan minuman dan uang Rp 1 juta yang biasa diberikan kepada kami, karena itu kami kembali," kata dia.

Merasa dibohongi UNHCR

Pencari suaka lainnya, Shukria Rahumi asal Afghanistan mengaku kecewa dengan UNHCR. Ia merasa dibohongi.

Ia mengatakan, awalnya pihak UNHCR menyatakan kalau Gedung Eks Kodim Kalideres akan ditutup.

Akhirnya, para pencari suaka mau menandatangani perjanjian untuk keluar dari Gedung Kodim.

"Mereka bilang kalau Gedung Kodim akan ditutup dan kami akan diungsikan ke tempat lain. Namun, sampai sekarang kami tidak ada tempat berteduh, bahkan masih ada pencari suaka lainnya yang bertahan di Gedung Kodim,” ujar Shukria.

Selain itu, para pencari suaka juga dijanjikan diberi Rp 1,6 juta per bulan untuk satu keluarga. Namun, hingga kini ia baru sekali mendapatkan uang tersebut.

"Jadi kita baru dapet sekali uang itu. Itu pun saat diinformasikan kalau Gedung Kodim itu akan ditutup makanya kita mau tanda tangan perjanjian," kata Shukria.

Aturan menempati trotoar Kebon Sirih

Setelah kembali ke trotoar di Jalan Kebon Sirih, Shukria merasa kondisinya semakin sulit. Setiap hari mereka harus bongkar pasang tenda karena mereka menempati trotoar.

"Kami diwajibkan pukul 06.00 WIB bongkar tenda, lalu buka tenda bisalah malam, sekitar pukul. 19.00 WIB lewat," kata dia.

Mereka tak bisa berteduh di depan Gedung Menara Ravindo yang merupakan kantor UNHCR lantaran di depan gedung itu sudah dipasang kawat berduri. Para pencari suaka itu terpaksa berteduh di depan Bank Gamond. 

Pencari suaka baru bisa menggelar tenda saat trotoar sudah sepi. Ketika kembali lagi ke Kebon Sirih mereka sempat diusir petugas keamanan.

"Iya awalnya diusir, namun lama-lama kami dibiarkan saja," ucapnya.

Pemprov akan kembali beri bantuan

Melihat kondisi ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berjanji akan kembali menyediakan tempat tinggal sementara bagi para pencari suaka.

Tempat tinggal sementara ini untuk menampung mereka sebelum nantinya dipindahkan ke Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur.

"Siang ini (Rabu, 18/9/2019) akan ada pertemuan antara Kesbangpol dengan Kemensos dan UNHCR. Intinya adalah mareka yang saat ini belum memiliki tempat karena belum bisa dipindah ke Bambu Apus karena keterbatasan tempat, siang ini akan dibicarakan, dicarikan tempat sementara," ujar Anies di Bella Tera, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (18/9/2019).

Ia menyebut, Pemprov DKI tak mungkin mengusir para pencari suaka dari trotoar tanpa memberikan solusi tempat tinggal.

"Jadi, kita tak hanya mengusir begitu saja karena mereka pun tak punya tempat lain untuk tinggal. Kalau perlu tempatnya akan kami siapkan sementara sampai Kementerian Sosial sudah ada tempat menampung mereka," ucapnya.

Data yang diterima Anies, saat ini ada 81 orang yang tinggal di trotoar Kebon Sirih terdiri dari 7 warga Sudan dan 74 warga Afghanistan.

Selain tempat tinggal sementara, Pemprov DKI Jakarta juga menyiapkan kebutuhan dasar seperti makanan dan toilet.

"Ya kebutuhan dasar, MCK, makan, kebutuhan dasar. Sebagai manusia harus survive, disiapkan kebutuhan dasar," kata Anies.

Dipindahkan malam kemarin

Namun, para pencari suaka itu sudah dipindahkan kemarin malam.

Berdasarkan pantauan pada Rabu (18/9/2019) malam, baik para pencari suaka maupun tenda yang biasanya mereka gunakan untuk tidur pada malam hari sudah tidak ada.

"Mereka jam 06.00 WIB diangkut pakai bus TransJakarta ada tiga," kata Budi, salah satu personel keamanan salah satu tempat makan dekat trotoar Kebon Sirih saat ditemui di lokasi, Rabu, seperti dikutip Antara.

Budi mengatakan, para pencari suaka tersebut dibawa kembali ke Gedung penampungan eks Kodim Kalideres, Jakarta Barat.

"Tadi ada Satpol PP juga yang ngawal sama polisi," kata Budi.

Salah satu pencari suaka yang berasal dari Irak, Zabi membenarkan bahwa teman-temannya yang mengungsi di trotoar Kebon Sirih telah dipindahkan, namun tidak diketahui tujuannya.

"Mereka dijemput sama pihak imigrasi, tapi tidak tahu dibawa ke mana," kata Zabi melalui pesan singkat.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/19/08363501/pencari-suaka-yang-kembali-terlunta-lunta-di-trotoar-kebon-sirih

Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke